• All
  • Category 1
  • Category 2
gravatar

Apresiasi Buku “Jurnalistik Televisi, Menjadi Reporter Profesional” Karya: Deddy Iskandar Muda (Agnes Savithri)


T11/OJ/2010

Agnes Savithri
210110090037

Buku Jurnalistik Televisi, Menjadi Reporter Profesional ini ditulis oleh Deddy Iskandar Muda , dan diterbitkan oleh penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Bagian pertama pada buku ini adalah Pengantar, dalam Pengantar ini berisi sedikit mengenai perkembangan pertelevisian di Indonesia. Selain itu, berisi juga tujuan pengarang menulis buku ini dan yang terakhir adalah ucapan terimakasih pengarang kepada pihak-pihak yang membantu dalam pembuatan buku ini. Jika dibandingkan dengan kata pengantar dalam buku Jurnalistik, Teori & Praktik karya Hikmat & Purnama Kusumaningrat, yang sama-sama diterbitkan oleh PT Remaja Rosdakarya, Bandung adalah dalam buku ini selain pengantar ditulis oleh penulis, tetapi ada juga pengantar yang dituliskan oleh Guru Besar Ilmu Komunikasi FISIP UI yang membuat buku ini menjadi lebih menarik pembaca karena disertai pengantar oleh orang yang kompeten dalam bidang yang tertulis dalam buku ini.
Dalam bab satu berisi mengenai televisi secara keseluruhan. Dimulai dengan pembahasan sejarah pers. Tetapi pembahasan mengenai sejarah pers ini masih kurang lengkap dan detail bila dibandingkan dengan sejarah pers yang tertulis dalam buku Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature karya Drs. AS Haris Sumadiria M.Si., Dan jika pembaca lebih ingin mengetahui perkembangan pertelevisian di Indonesia, bisa membaca buku Television News , Reporting & Writing karya Usman Ks. Karena dalam bab satu buku ini membahas perkembangan dan awal pertelevisian di Indonesia.
Tetapi dalam buku Deddy Iskandar Muda ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan buku Jurnalistik Indonesia, yaiu dalam buku ini dibahas mengenai produk pertelevisian yang saat ini sering dipergunakan di dunia sebagai media penyampaian pesan. Hal tersebut dibutuhkan oleh seseorang yang membaca buku ini dan hendak menjadi jurnalis televisi.
Selain sejarah, dalam buku ini juga dibahas mengenai teori klasik tentang sistem pers di dunia, tetapi penjelasan tidak selengkap dalam buku Jurnalistik, Teori & Praktik karya Hikmat & Purnama Kusumaningrat. Tetapi bila dilihat dari sisi penulisan, buku Jurnalistik Televisi ini lebih mudah dipahami dibandingkan dengan buku Jurnalistik, Teori & Praktik. Karena langsung menggunakan perbandingan dari satu teori dengan teori yang lainnya secara langsung. Dan hal tersebut lebih mempermudah pembaca untuk memahami.
Bab dua dalam buku ini membahas mengenai berita, dari mulai definisi, berita media elektronik, memilih materi berita, hingga jenis berita. Dikatakan dalam buku ini nilai suatu berita ada sepuluh poin, sedangkan nilai berita yang ditulis dalam buku Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature karya Drs. AS Haris Sumadiria M.Si., terdapat sebelas poin. Dan juga pembahasan mengenai definisi berita sendiri dari buku ini kurang detail seperti yang ditulis dalam buku Jurnalistik, Teori & Praktik karya Hikmat & Purnama Kusumaningrat, dalam buku ini, berita dijelaskan dengan sangat detail dan mendalam. Bukan hanya definisi berita, tetapi berita menurut pers timur, barat, dan pers saat ini di Indonesia, dan hal mendalam lainnya mengenai maksud dari berita.
Dalam bab tiga membahas mengenai penulisan naskah berita. Dalam buku ini dijelaskan bahwa penulisan naskah berita menggunakan struktur piramida terbalik. Yaitu pada bagian pertama pembuka, uraian, dan penutup. Dan bila hal ini dibandingkan dengan buku Television News , Reporting & Writing karya Usman Ks, dalam buku ini dikatakan bahwa struktur berita adalah piramida terbalik, yang terdiri dari bagian lead atau pembuka, tubuh berita, dan penutup, sehingga semua buku merujuk pada teori yang sama.
Dalam bab empat membahas mengenai peliputan berita dari awal hingga siap siar. Dalam bab ini dijelaskan secara rinci bagaimana meliput berita, dan dijelaskan orang-orang di bagian apa saja yang dibutuhkan dalam peliputan berita. Selain itu, dalam bab ini dijelaskan hal-hal apa yang ditampilkan di televisi dan bisa menggambarkan peritiwa tersebut secara benar. Selain kedua hal tersebut, bab ini juga membahas mengenai menyunting dan menulis berita. Bab ini sangat bermanfaat bagi orang-orang yang memang ingin bergelut dalam dunia jurnalistik televisi. Memang tidak semudah yang terlihat ataupun sesulit yang dibayangkan. Tetapi dalam bab ini kita dilatih untuk menjadi seorang yang profesional.
Dalam bab lima ini membahas mengenai buletin, format dan proses penyiaran. Dalam bab ini dibahas secara mendetail dari definisi buletin berita hingga keterlibatan crew studio. Dalam bab ini juga dibahas mengenai format penulisan atau penyajian berita untuk televisi, dan selain penjelasan, diberikan juga contoh-contoh yang membuat pembaca mudah mengerti. Dan juga diberikan penjelasan dan teknis mengenai dubbing dan beberapa format dalam penyajian berita media televisi.
Dalam bab enam dan tujuh dibahas mengenai standar prosedur pengoperasian dan struktur organisasi kerja bagian pemberitaan. Kedua bab ini sangat diperlukan oleh pembaca yang hendak memahami teknis dari mulai pengoperasian hinggan struktur organisasi kerjannya. Dan di bagian akhir diberikan glosarium dan lapiran yang berisi pedoman penulisan bagi wartawan Indonesia, Kode Etik Jurnalistik dan Undang-undang pers. Hal tersebut tidak boleh terlupakan oleh pembaca yang hendak mempelajari dengan serius mengenai jurnalistik televisi.
Secara keseluruhan buku ini memiliki bahasa yang mudah digunakan dan juga mudah dimengerti. Bagi orang-orang yang hendak mempelajari dunia jurnalistik televisi, tidak ada salahnya untuk membaca buku ini, karena dalam buku ini terdapat banyak informasi yang bisa dipelajari dan berguna.