• All
  • Category 1
  • Category 2
gravatar

Apresiasi Program Berita "Metro Hari Ini" dan "Kabar Petang TVone"

T12/OJ/2010
Tristia Riskawati
210110090293

Program berita yang dianalisis dalam kesempatan kali ini adalah “Metro Hari Ini” yang ditayangkan oleh Metro TV, dan “Kabar Petang” oleh tvOne.  Metro Hari Ini ditayangkan pada pukul 17.05, sedangkan Kabar Petang ditayangkan mulai pada pukul 17.30. Waktu penayangan kedua program pada sore hari menandakan bahwa program berita ini ditujukan bagi masyarakat Indonesia yang hendak melepas penat setelah berkecimpung dalam aktivias sehari-harinya. Segementasi yang dijangkau pun cukup luas, baik dari kalangan buruh, mahasiswa, maupun pegawai eksekutif kantoran sekalipun. Dalam pertelevisian, dikenal istilah prime time, yaitu rentang waktu antara petang setelah aktivitas kantoran selesai sampai sekitar pukul 21.00.
Metro Hari Ini (Metro TV, 15 November 2010, 17.05)
Metro Hari Ini ditayangkan lima menit sesudah pukul 17.00. Ini merupakan ciri khas Metro TV yang selalu menayangkan berita-berita selintas bertajuk “Headline News” satu jam sekali selama lima menit. Karena Headline News pada pukul 17.00 akan diikuti oleh program yang sama-sama membawakan berita (Metro Hari Ini), maka pembawa acara yang ditampilkan sama, yaitu Zelda Savitri.
Zelda Savitri merupakan presenter Metro TV yang sudah berkecimpung cukup lama dalam dunia pertelevisian. Secara fisik, penampilannya dapat dibilang memenuhi syarat presenter dalam Jurnalistik Televisi karya Deddy Iskandar Muda, yaitu: cameraface, dan photogenic. Selain menjual fisik, Zelda Savithri menguasai teknik vokal yang baik dan juga menguasai berita apa yang ia sampaikan. Artikulasi penyampaian beritanya pun enak didengar telinga.
Pembawa acara dalam Metro Hari Ini berjumlah satu orang. Dengan kata lain, Metro Hari Ini lebih menekankan kepada penyampaian konten berita daripada unsur-unsur yang berhubungan dengan pembawa berita.
Secara teknis, penyampaian berita dilakukan antara video dan presenter. Presenter memberikan pendahuluan dulu baru kemudian muncul videonya. Pembukaan setiap topik yang akan diangkat menggunakan video cuplikan singkat dari pengantar dari topik tersebut. Hal ini membuat pemirsa yang sedikit tidak fokus akan bingung. Akan lebih baik jika disampaikan pengantar yang disampaikan presenter terlebih dulu. Dengan cara ini, pemirsa akan lebih mudah menerap informasi daripada langsung mengalihkan video berita yang satu ke video berita yang lainnya.

Metro Hari Ini menggunakan reporter untuk membahas konten berita lebih lanjut. Seperti ada laporan langsung dari reporter Amanda Valani langsung dari Sleman, Yogyakarta. Dilanjutkan laporan langsung reporter Kinanti Pahlevi dari Klaten, Jawa Tengah dan Intan Fahdiana dari tempat ibadah haji.

Konten-konten berita dalam Metro Hari Ini tidak terkategorisasikan dengan baik. Pada awal acara, berita yang ditampilkan adalah berita tentang bencana merapi, lalu berlanjut berita gayus. Setelah itu, berita yang berhubungan dengan Merapi dimunculkan kembali. Seharusnya, berita ditampilkan per topik sehinnga tercipta sebuah keterkaitan yang padu.

Fokus berita dalam Metro Hari Ini berkisar antara kasus Gayus, keadaan Gunung Merapi, dan ibadah haji. METRO HARI INI menampilkan berbagai opini masyarakat atas kasus yang diberitakan. Metro TV menampilkan cuplikan wawancara dengan Timur Pradopo dan Patrialis Akbar mengenai kasus Gayus. Pendapat para tokoh tersebut turut menambah nilai berita. Metro TV juga menampilkan tanggapan 6 orang warga mengenai kasus tersebut.  Program ini mampu menyediakan forum publik untuk kritik maupun pendapat warga (lihat buku Elemen-Elemen Jurnalisme karya Kovach dan Rosenthiel). Terdapat pula video Gayus yang sedang menangis di depan hakim di ruang pengadilan. Sayangnya, sudut pengambilan video yang dipakai adalah dari belakang Gayus, sehingga wajah Gayus tak terlihat.


Kabar Petang (tvOne, 15 November 2010, 17.30)
Dalam Kabar Petang tvOne terdapat dua pembaca berita, yaitu Aryo Widiardi dan Shinta Puspitasari. Dengan ditampilkannya dua pembaca berita, ada beberapa kemungkinan yang dapat ditarik. Pertama, kedua pembaca berita dinilai manajemen tidak cukup lihai dan berkompeten jika membawakan program ini sendirian. Kedua, pihak manajemen menginginkan nuansa komunikatif dan berwarna yang tercipta di antara kedua pembaca berita. Gaya penyampaian berita dalam Kabar Petang tvOne tidak memenuhi kriteria penyampaian suara yang baik seperti yang dimiliki Zelda Savitri dalam membawakan Metro Hari Ini.

Program berita dimulai dengan musik pembuka, dilanjutkan dengan penayangan cuplikan-cuplikan video berita utama. Pada acara KABAR PETANG tvOne, kemunculan berita disertai terlebih dahulu dengan kalimat-kalimat pengantar dari pembawa acara. Tidak seperti Metro TV yang langsung mengalihkan satu berita ke berita lainnya, tvOne selalu memunculkan presenter kembali untuk membacakan pengantar berita yang akan ditampilkan.

Hal yang kurang etis terjadi dalam Kabar Petang hari ini. Tampak Shinta memotong pembicaraan reporter yang sedang melaporkan berita. Shinta cenderung agresif dan tidak sabar dalam menyampaikan berita.

Dalam segi konten, terdapat berita yang terlalu vulgar jika ditampilkan. Tulang-belulang korban Merapi yang telah tewas diperlihatkan dengan jelas di layar. Ini berbeda dengan Metro TV yang berhari-hari dalam menayangkan setiap scene peristiwa sensitif. Selain itu, ketika menayangkan video persidangan Gayus, tvOne mengambil angle yang baik, yaitu dari samping Gayus.

Penampilan-penampilan berita dalam Kabar Petang tvOne disertai dengan penjelasan secara lisan dari pembawa berita. Berbeda dengan Metro Hari Ini yang menggunakan dubber untuk menjelaskan berita, sehingga penjelasan berita yang dimunculkan Metro pun lebih rapi dan terarah. (***)