• All
  • Category 1
  • Category 2
gravatar

Apresiasi Buku “Jurnalistik Televisi : Menjadi Reporter Profesional” Karya Deddy Iskandar Muda

T11/A/2010
Alika Nugraha
210110090029

            Membaca buku karya Deddy Iskandar Muda ini adalah pilihan tepat bagi mereka yang ingin mempelajari lebih dalam lagi tentang apa itu jurnalistik televisi. Disini dengan lengkap dijelaskan dasar-dasar jurnalisme televisi seperti apa itu berita, beserta jenis-jenisnya, lalu bagaimana cara menulis naskah yang baik untuk berita televisi, kemudian ada juga cara untuk meliput berita dan menyiarkannya, sampai dengan  standar prosedur pengoperasiannya. Pada bab terakhir buku ini juga memuat tentang struktur organisasi dalam sebuah pertelevisian, saya rasa ini berguna sekali, terutama bagi mereka yang masih bingung akan pembagian kerja didalam sebuah struktur organisasi di sebuah perusahaan televisi. Terakhir buku ini juga melampirkan beberapa lampiran penting Berupa Pedoman Penulisan Bagi Wartawan Indonesia, Kode Etik Jurnalistik dan juga Undang-Undang RI mengenai pers.
Dalam bab satu yang memuat mengenai sejarah media, satu hal yang mungkin saya bisa garis bawahi adalah kalimat dimana ketiga media yang ada, yaitu cetak, radio dan televisi akan saling mengisi. Disana disebutkan bahwa tidak akan ada satu media pun yang akan tergeser, ini semua dikarenakan daya tarik beserta keunggulan dan kelemahan masing-masing media tersebut. Saya pikir itu semua ada benarnya, malah sebenarnya kata melengkapi adalah yang paling cocok. Apabila kita ingin mendapatkan berita yang sifatnya selintas kita bisa mendengarkan radio, dan kalau kita mau mendapatkan detail beritanya setelah itu, kita tinggal melihatnya di media cetak yang akan terbit besok. Lalu sebagai pelengkap dari semua itu, Tv yang menjadi media audio-visual bisa digunakan sebagai penjelasnya. Selebihnya pada akhir bahasan bab satu ini yaitu mengenai program siaran dan profesi reporter saya kira akan cukup berguna untuk menambah pengetahuan kita tentang dunia pertelevisian.
Bab dua yang ada di dalam buku ini membahas tentang berita. Saya kira ini bukanlah hal yang aneh dalam sebuah buku mengenai jurnalistik, nilai-nilai dan jenis berita yang ada saya rasa hampir sama pembahasannya dengan apa yang ada dalam buku-buku jurnalistik lainnya. Namun apabila dilihat dari buku Mondry, M.Sos. yang berjudul Pemahaman Teori Dan Praktik Jurnalistik, seharusnya cuaca dan olahraga tidak termasuk kedalam nilai berita.
Penulisan naskah berita di televisi yang dijelaskan pada bab 3, terutama formula yang diberikan yaitu ABC-SS (Accuracy, Brevity, Clarity, Simplicity, Sincerity) sangat sesuai dengan kata-kata dalam buku yang sama dengan yang dibahas diatas, yaitu berita di televisi haruslah sederhana, singkat, enak supaya enak didengar oleh para khalayaknya.
Sedangkan dalam bab empat sendiri yaitu mengenai peliputan berita, kita akan diajarkan mengenai cara persiapan peliputan, bagaimana cara menggambarkan peristiwa, menulis, menyunting dan menyusunkan berita, sampai dengan  mengetahui bagaimana format naskah dan petunjuk dalam menyiarkan suatu berita.. Dalam persiapan meliput berita, kita akan mengetahui mengenai berapa orang kah harusnya suatu tim peliputan itu terdiri. Dalam otak saya peliputan itu sudah cukup bisa dilakukan dengan dua orang saja, namun ternyata masih dalam buku ini disebutkan bahwa ada dua orang lagi yang berpengaruh yaitu Soundman dan Lightingman. Dalam sub bab menggambarkan peistiwa dalam berita Tv, saya kini mengetahui bagaimana proses untuk melaporkan suatu berita yang baik tanpa mengengurangi nilai-nilai penting beritanya. Cara yang mungkin bisa saya ingat sampai kapan pun adalah mengembangkan daya imajinasi seorang reporter atau juru kamera itu sendiri dalam memvisualisasikan suatu berita. Saya kira dengan begitu pemirsa televisi yang menonton pun tidak akan bingung dan akan memahami sinkronisasi antara berita yang disiarkan dengan gambar yang ada. Kemudian untuk menyunting dan menyusun berita di Televisi, saya kini memahami antara kerjasama yang harus dilakukan oleh seorang reporter dan juga editornya. Masing-masing harus bisa bekerja sama dalam hal penyajian berita, dimana pemikiran reporter mengenai apa yang mereka tulis dengan pemikiran editor yang akan menyajikan gambar haruslah sama. Ini dilakukan supaya naskah yang ada, atau berita yang disampaikan didukung oleh gambar atau visual yang sinkron, hal ini sesuai dengan apa yang tertulis dalam buku Bahasa Jurnalistik:Panduan praktis jurnalis dan penulis, karya Drs. AS Haris Sumadira M.Si. , yaitu bahasa televisi dirancang secara teknis untuk memadukan gambar, kata-kata dan suara sekaligus pada saat bersamaan dan simultan.
Bab ke lima dan ke enam buku ini membahas hal-hal mengenai bulletin, format dan proses penyiaran yang hampir sama dibahas dalam bab-bab sebelumnya, namun kali ini lebih spesifik lagi, yakni dengan melibatkan orang-orang yang ada di dalamnya seperti dubber dan para crew studio. Jenis-jenis siaran yang ada dalam bab enam saya kira hampir sama dengan apa yang ada dalam jurbalistik radio, dimana  terdapat dua jenis siaran, siaran langsung dan juga siaran tunda.
Bab terakhir dalam buku ini membahas tentang struktur kerja bagian pemberitaan dalam sebuah perusahaan televisi. Disini disebutkan tugas-tugas dan pembagian kerja mereka secara lugas. Namun yang perlu disayangkan disini adal;ah tidak adanya bagan yang bisa memudahkan kita untuk melihat urutan struktur yang disebutkan. Ini berbeda dengan apa yang terdapat masih dalam buku Mondry, M.Sos. yang berjudul Pemahaman Teori Dan Praktik Jurnalistik, yakni urutan jabatannya distrukturkan dan divisualisasikan dalam bagan, sehingga memudahkan kita untuk melihat secara langsung dan jelas pembagiannya.