• All
  • Category 1
  • Category 2
gravatar

Apresiasi buku "Jurnalistik Televisi, Menjadi Reporter Profesional" karya Deddy Iskandar Muda

T11/OJ/2010
INTAN PRAVINTA ANDYANI
210110090296

Pada buku yang berjudul Jurnalistik Televisi, Menjadi Reporter Profesional karangan Deddy Iskandar Muda ini adalah buku yang menarik dan mudah dimengerti menurut saya, karena di dalam penulisan dan pemilihan kata-kata untuk melengkapi isi dari buku ini tidak menggunakan banyak istilah-istilah yang dapat membingungkan. Dan bila ada istilah-istilah  khusus dalam buku ini pun langsung di jelaskan pada kalimat atau halaman berikutnya. Isi dari buku ini menjelaskan secara deduktif, bagaimana TV secara luas hingga mendetail.
BAB I - Pada bab ini menceritakan tentang sejarah perkembangan televisi. Perkembangan pertelevisian kini semakin pesat, bahkan semakin canggih. Pada awalnya media bermula dari media cetak yaitu surat kabar setelah ditemukannya cara cetak mencetak dengan huruf lepas dan mesin pembuat kertas. Radio, kemudian memainkan perannya untuk menyampaikan pesan melauli kawat beraliran listrik dalam jarak pendek. Kemudian dilanjutkan dengan adanya media televisi yang kini lebih banyak diminati oleh publik dibandungkan dengan media cetak surat kabar maupun radio. Setelah radio, ditemukanlah karakter yang spesifik yaitu audio visual. Perkembangan teknologi pertelevisian saat ini sudah sedemikian pesat sehingga dampak siarannya menyebabkan seolah-olah tidak ada batasan antara satu negara dengan negara lainnya. Media cetak dan radio tidak akan tergeser posisinya akibat kehadiran media televise, sebab masing-masing media tersebut memiliki daya tarik tersendiri.
BAB 2 - Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda. Begitu juga penilaian orang-orang mengenai definisi dari berita, namun pada akhirnya dari sekian banyak definisi menurut beberapa para ahli definisi berita dapat disimpulkan dari kesamaan pendapat mengenai definisi tersebut. Berbagai macam hal yang dapat kita jadikan sebagai sebuah berita, mulai dari fakta, peristiwa-peristiwa sampai opini. Perbedaan dalam berita cetak dan berita elektronik hanya terdapat pada penyajiannya saja. Pada intinya adalah media elektronik maupun media cetak sama-sama memberikan suatu informasi yang bernilai fakta, tepat dan akurat. Dari yang saya rasakan, media televise lebih bisa diingat, sebab televise menyajikan berita menggunakan audio dan visual. Kalau radio, kita hanya mendengarkannya sambil berlalu tanpa melihat apa yang terjadi. Begitu juga dengan surat kabar yang hanya bisa kit abaca, walaupun di surat kabar biasanya dicantumkan pula foto narasumber atau foto beritanya. Kita hanya bisa melihat segelintir gambar peristiwa pada berita itu, bukan secara keseluruhan.
BAB 3 – Berita yang akan disiarkan tentunya harus dibuat naskahnya terlebih dahulu. Jadi setelah kita mendapatkan suatu berita, langkah selanjutnya adalah membuat naskah berita dan keudian disebarkan kepada publik. Dalam penulisan naskah juga terdapat teknik penulisannya. Pada media elektronik kita perlu mendesain cara-cara penulisan agar mudah dimengerti dan dipahami oleh pendengar atau penontonnya yang terdiri dari berbagai kalangan dan juga terdapat karakter yang spesifik yaitu audio visual. Berbeda dengan media cetak yang biasa dikenal dengan rumusan 5W+1H. rumusan tersebut juga digunakan dalah teknik penulisan media elektronik.
BAB 4 – Pada bab ini Deddy Iskandar Muda menjelaskan tentang Meliput Berita Hingga Siap Siar. Bisa dilihat pada bab ini Deddy hanya menjelaskan bagaimana cara kita meliput suatu berita hingga cara kita meniarkan suatu berita dengan baik dan benar. Mulai dari persiapan meliput berita, menggambarkan peristiwa dalam berita TV, menyunting dan menyusun berita, menulis naskah berita, membuat format naskah suatu berita dan sampai pada akhirnya berita tersebut siap disiarkan kepada publik.
BAB 5 – Bulletin, Format dan Proses Penyiaran. Itulah yang akan dibahas pada bab ini. Disini dijelaskan pengertian dari bulletin dan juga penyajian berita-berita dalam bulletin tersebut. Format bulletin berita hanya ada satu alur yaitu dari yang paling penting hingga yang paling ringan. Format penyajian, pada buku ini terdapat 5 format penyajian : Cut Sport/Repoter Package, Reader Under lay, Non – Intro, Phone / Still, Reader Only. Untuk proses penyiaran berita, disini dijelaskan tentang bagaimana menjadi news presenter, bagaimana cara seorang pembaca berita menyampaikan berita kepada publik agar publik menerima pesan yang disampaikan oleh pembaca berita.
BAB 6 – Istilah standar prosedur pengoperasian pada awalnya dipakai sebagai suatu syarat atau aturan untuk mengoperasikan suatu mesin peralatan mekanik atau elektronik. Pada bab ini saya banyak mengetahui bagaimana persiapan-persiapan kita dalam mencari sebuah berita untuk disiarkan. Banyak point-point yang menjelaskan bagaimana persiapan kita mulai dari mencari lokasi berita danlain-lain.
BAB 7 – Struktur Organisasi kerja bagian pemberitaan itu sangat penting agar dapat menghindari tumpang tindihnya tugas dan kewajiban di antara para karyawan yang terlibat. Organisasi kerja bagian pemberitaan di sebuah stasiun televisi memiliki beberapa perbedaan antara TVRI dan televisi swasta. Perbedaan ersebut hanya menyangkut istilah atau nama. Dalam organisasi itu biasanya terdapan direktur pemberitaan, wakil direktur pemberitaan, penulis berita, pembantu redaksi, penyiar, reporter, dan editor.