• All
  • Category 1
  • Category 2
gravatar

Apresiasi “Jurnalistik Televisi” karya Deddy Iskandar Muda (Odelia Sinaga)

T11/ OJ / 2010                                                                             
ODELIA SINAGA
210110090099


Buku yang berjudul Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional ini dari segi judul dapat dilihat diketahui buku ini berisi tentang dunia Jurnalistik di Televisi yang memiliki berbagai macam hal-hal yang sebaiknya diketahui oleh wartawan. Judul buku ini menerangkan bahkan menurut saya terkesan menegaskan bagaimana menjadi reporter yang baik yang dapat dibaca melalui buku ini. Menurut saya, judul buku ini sudah dapat mewakili apa yang ada menjadi isi buku, tidak terdapat kerancuan kalimat atau kata-kata yang memiliki makna-makna lain.
 Bab I yang berjudul Televisi ini menurut saya telah dapat memberikan gambaran sebagai awal untuk memulai dalam pembahasan di bab ini. Dalam bab I ini terdapat penjelasan mengenai fungsi pers dan media yang terdapat juga dalam buku Komunikasi Massa Suatu Pengantar karya Elvinaro Ardianto, dkk. Menurut saya, apa yang dituliskan dalam buku Komunikasi Massa ini lebih lengkap dari buku yang sedang dibahas ini karena buku ini membagi penjelasan tentang fungsi dan peranan serta pembagian penjelasan tentang fungsi yang tepat untuk media massa.
Hal ini menurut saya terjadi karena buku ini memang khusus membahas tentang komunikasi massa sehingga pembahasannya lebih mendalam sehingga berbeda dengan buku yang sedang dibahas ini. Bahasa yang digunakan dalam bab ini jelas walaupun panjang karena lebih banyak ditulis dengan bentuk paragraf sehingga terkesan bertele-tele. Akan tetapi, dengan adanya penggunaan contoh menurut saya akan membantu pembaca untuk lebih memahami apa yang dibahas dalam bab ini. Hal lain yang menurut saya menjadikan bab ini menarik adalah adanya gambar atau foto sehingga dapat dilihat oleh pembaca dan dengan adanya gambar menurut saya akan membuat mata kita tertarik untuk melihat dan membaca penjelasan tentang gambar tersebut.
 Bab II yang berjudul Pengertian Berita ini dari segi judul menurut saya sudah dapat memberikan gambaran kepada pembaca tentang apa yang dibahas dalam bab ini. Bab II ini menggunakan bahasa yang jelas sehingg tidak rumit untuk dibaca. Bab ini juga menggunakan sub-subjudul yang menurut saya akan memudahkan pembaca untuk fokus akan apa yang dibaca sesuai dengan subjudul mana yang sedang dibaca. Dalam bab ini terdapat penjelasan mengenai memilih materi berita yang dalam tulisan Wawancara dalam Konteks Jurnalisme karya S. Sahala Tua Saragih terdapat dalam bagian atau subjudul nilai berita. Walaupun terdapat perbedaan beberapa point antara tulisan ini dengan apa yang ada dalam buku, isinya tetap menjelaskan bahwa point-point yang ada dalam dua sumber ini memang diperlukan untuk membuat berita menjadi menarik dan mempunyai nilai.
 Perbedaan point-point itu menurut saya terjadi karena penulis mempunyai referensi yang berbeda-beda ketika menuliskan tentang hal itu. Penjelasan yang diberikan di buku pun lebih panjang dan menggunakan contoh sehingga akan lebih jelas apabila dibaca. Penjelasan mengenai nilai berita ini juga terdapat dalam buku Jurnalistik Teori dan Praktik karya Muhammad Budyatna yang memberi penjelasan juga, tetapi tidak begitu lengkap karena hanya menuliskan beberapa unsur saja. Penjelasan bab ini mengenai jenis berita menurut saya bagus karena dapat menjadi pengetahuan bagi pembaca akan jenis-jenis berita sehingga pembaca mengetahui ketika sedang menonton siaran berita. Penggunaan EYD dalam bacaan ini belum sempurna secara keseluruhan, tetapi untuk penulisan istilah asing atau bahasa asing telah tepat seperti yang ada dalam buku Cermat Berbahasa Indonesia karya Zaenal, yaitu ditulis miring.
 Bab III yang berjudul Menulis Naskah Berita dari segi judul jelas dan tidak bertele-tele sehingga pembaca dapat mengerti. Pembahasan dalam bab ini panjang karena membahas beberapa hal yang memakai sub-subjudul juga. Dalam bahasan mengenai formula penulisan menurut saya bagus dan menarik karena memberikan penjelasan berupa point-point dan penjelasannya yang disertai dengan contoh-contoh sehingga pembaca akan mengerti dengan cepat mengenai formula penulisan. Penjelasan mengenai struktur berita yang terdapat juga penulisan berdasarkan piramida terbalik juga terdapat dalam buku Jurnalistik Teori dan Praktik yang memberikan penjelasan yang sama walaupun dalam penggunaan bahasa menggunakan bahasa yang berbeda.
 Menurut saya, akan lebih mudah dimengerti apabila menggunakan bahasa Indonesia seperti yang dipakai dalam buku Jurnalistik Teori dan Praktik tersebut karena tidak semua pembaca akan mengerti apa yang ditulis dengan menggunakan bahasa asing. Selain itu, bab ini juga menjelaskan bagaimana pentingnya tanda baca dalam menulis naskah berita. Hal ini menurut saya penting untuk diketahui oleh pembaca agar dapat menjadi referensi bagi mereka. Jenis-jenis wawancara yang terdapat dalam bab ini juga terdapat dalam buku Teknik Wartawan Menulis Berita di Surat Kabar dan Majalah karya Widodo yang menuliskan bagaimana jenis-jenis wawancara itu walaupun ada juga terdapat perbedaan di antara kedua buku ini mengenai jenis wawancara itu. Menurut saya, tergantung penulisnya melihat dan mendapat referensi dari mana ketika menuliskan tentang itu. Bab ini memberikan penjelasan yang menarik menurut saya dan disertai dengan contoh yang diberi tanda yang berbeda sehingga langsung dapat terlihat oleh pembaca. Penggunaan gambar dalam bab ini juga mempermudah pembaca mengerti akan apa yang digambarkan sehingga dapat menjadi referensi bagi pembaca.
 Bab IV yang berjudul Meliput Berita Hingga Siap Siar dari segi judul menurut saya menggunakan kata-kata nonbaku yang mungkin saja dipakai agar singkat, tetapi tetap saja tidak bagus ketika dibaca. Apabila memakai kata-kata baku, judul bab IV ini seharusnya Meliput Berita Hingga Selesai Siaran atau Meliput Berita Sampai Selesai. Bab ini juga memakai sub-subjudul sehingga memudahkan pembaca untuk fokus akan apa yang dijelaskan per subjudul. Dalam bab ini juga dibahas mengenai unsur 5W+1H, yang ada dalam penulisan berita langsung. Hal ini juga terdapat dalam buku Jurnalistik Teori dan Praktik karya Muhammad Budyatna yang menjelaskan adanya unsur tersebut dalam sebuah lead dengan penjelasan yang lengkap dalam buku ini sehingga pembaca akan lebih mudah untuk mengerti.
 Perbedaan lengkap dengan tidak lengkapnya suatu penjelasan dalam buku menurut saya terjadi karena sesuai dengan apa yang menjadi referensi dari penulis. Bahasa yang digunakan dalam bab ini jelas dan mampu menjelaskan akan apa yang sedang dibahas. Menurut saya, penjelasan dalam bab ini penting diketahui agar meliput berita dapat dilakukan sampai selesai. Penggunaan contoh-contoh akan mempermudah pembaca untuk mengerti dan penulisan istilah asing atau bahasa asing yang telah sesuai dengan EYD, yaitu dengan tulisan miring.
 Bab V yang berjudul Buletin, Format, dan Proses Penyiaran ini dari segi judul menurut saya jelas karena langsung kepada inti yang akan dibahas dalam bab ini. Bab ini juga memakai sub-subjudul sehingga lebih terfokus akan penjelasn-penjelasannya apalagi bab ini juga banyak memakai istilah asing sehingga perlu penjelasan yang detail agar pembaca dapat lebih mengerti. Penggunaan gambar dalam bab ini juga bagus menurut saya karena akan menarik perhatian pembaca untuk terus membaca penjelasan akan gambar. Apa yang dibahas dalam bab ini telah lengkap dan penting untuk mengetahui lebih jelas mengenai buletin, format, dan proses penyiaran yang menurut saya bukan hal yang mudah untuk mempelajarinya.
Walaupun bahasa yang digunakan dalam bab ini banyak yang memakai bahasa asing, tetap akan terbantu karena adanya pengertian akan istilah asing tersebut bahkan penjelasannya sehingga pembaca menurut saya tidak akan kesulitan ketika membacanya. Penggunaan EYD dalam bab ini belum tepat secara keseluruhan, tetapi ada juga yang benar, yaitu penggunaan anak kalimat di awal kalimat yang memakai tanda koma sebelum induk kalimatnya, misalnya untuk mengisi suara, seorang reporter harus memahami beberapa langkah seperti yang akan diuraikan berikut ini. Hal ini memang tepat sesuai dengan buku Cermat Berbahasa Indonesia karya Zaenal.
 Bab VI yang berjudul Standar Prosedur Pengoperasian dari segi judul langsung dapat mewakili apa yang akan dibahas karena judulnya yang jelas, tidak bertele-tele. Bab ini membahas bagaimana prosedur yang berlaku dalam pengoperasian yang menurut saya penting untuk diketahui. Penggunaan point-point dalam bab ini memudahkan pembaca untuk mengerti karena bahasanya jelas, tidak bertele-tele. Walaupun penjelasan dalam bab VI ini cukup singkat, makna yang ada dalam penjelasan ini tetap ada dan menarik untuk diketahui.
Bab VII yang berjudul Struktur Organisasi Kerja Bagian Pemberitaan ini dari segi judul menurut saya cukup panjang sehingga sangat jelas walaupun terkesan agak bertele-tele. Bab ini juga memakai sub-subjudul untuk setiap jabatan atau struktur pembagian kerja dalam pemberitaan sehingga jelas karena dijelaskan per subjudul. Akan tetapi, karena bentuk penjelasannya yang paragraf sehingga menurut saya akan memberikan kesan yang panjang dan agak membosankan.
 Akan tetapi, bab ini bagus dan menarik menurut saya karena akan memberikan penjelasan yang menarik tentang struktur pembagian kerja pemberitaan sehingga pembaca dapat mengetahui pekerjaan-pekerjaan dalam pemberitaan. Buku ini juga dilengkapi oleh glosarium, pedoman penulisan bagi wartawan, dan UU tentang pers. Menurut saya, bagian-bagian ini bagus untuk dilampirkan karena dapat menjadi referensi tambahan bagi pembaca dan mempermudah pembaca untuk mengetahui apa yang ada dalam informasi tambahan tersebut. Secara keseluruhan menurut saya, buku ini menarik dan penting untuk dibaca khususnya para Jurnalis televise sehingga menjadi tambahan pengetahuan tentang dunia Jurnalistik Televisi.