• All
  • Category 1
  • Category 2
gravatar

Apresiasi Buku "Jurnalistik Televisi : Menjadi Reporter Profesional" karya Deddy Iskandar Muda


T11/OJ/2010
Firman Fernando Silaban
210110090002
Dalam buku yang berjudul Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional karya Deddy Iskandar Muda, secara keseluruhan memiliki pembahasan yang cukup menarik dalam penyajiannya. Menurut saya, pemilihan judul buku ini cukup mewakili isi dari keseluruhan buku ini. Cover buku ini disajikan dengan menarik sehingga tidak membuat pembacanya menjadi bosan dan tidak terkesan terlalu formal. Namun, isi dari buku ini cukup berbobot. Bab I dalam buku ini berisi tentang sejarah singkat mengenai dunia jurnalisme Televisi dari bahasa Televisi sampai perkembangan pertelevisian di Indonesia. Dalam Bab I, pembahasan selanjutnya mengenai peran reporter dalam produksi pertelevisian bahwa seorang reporter harus bersikap professional dalam melakukan pekerjaannya. Hal tersebut sesuai dengan yang tercantum dalam buku Drs. AS Haris Sumadiria M.Si, Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature, yang menjelaskan tentang syarat menjadi reporter yang baik. Ketentuan-ketentuan yang dimaksud seperti mempunyai tujuan yang jelas, efisien, menyenangkan, mengandalkan persiapan dan riset awal, melibatkan khalayak, menimbulkan spontanitas, pewawancara sebagai pengendali, mengembangkan logika. Hal tersebut membuat reporter akan menjadi seorang reporter atau pewawancara yang professional.
Dalam Bab II, buku ini membahas tentang pengertian berita. Beberapa definisi berita yang disampaikan Curtis Beckmann, yang dikutip oleh Maduki dalam bukunya yang berjudul Jurnalistik Radio, Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar menyatakan bahwa sebuah berita adalah laporan atas opini atau peristiwa yang penting bagi sejumlah besar khalayak atau publik. Dalam buku ini terdapat sepuluh buah nilai berita, Berbeda dengan yang tercantum dalam buku Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature karya Drs. AS Haris Sumadiria M.Si. yang memiliki sebelas buah nilai berita. Selain itu pada bab ini juga dijelaskan secara detail tentang berita media elektronik, memilih Berita, dan jenis berita.
Dalam Bab III, buku ini membahas mengenai bagaimana menulis naskah berita televisi yang baik dan benar. Penjelasan mengenai penulisan berita, memiliki beberapa formula yang di antaranya accuracy, brevity, clarity, simplicity, dan sincerity. Pembahasan dilanjutkan dengan analogi piramida terbalik dalam penulisan struktur berita. Menurut saya penempatan berita yang dianggap paling penting diletakkan di bagian paling awal karena sesuai dengan yang disampaikan dalam Jurnalistik Indonesia yaitu, piramida terbalik berarti pesan berita disusun secara deduktif atau berawal dari berita yang paling penting.
Dalam Bab IV, buku ini membahas tentang proses peliputan berita sampai proses penyiaran nantinya. Menurut saya, kita diberitahukan tentang persiapan yang dilakukan sebelum kita melakukan proses peliputan berita, Dimulai dari bagaimana cara menggambarkan peristiwa dalam berita, dilanjutkan dengan cara bagaimana cara menulis  lead berita yang baik dan menarik, menyunting dan menyusun berita, sampai dengan proses menulis naskah berita. Bab ini melampirkan beberapa contoh-contoh naskah lead berita, shot list, dan beberapa istilah yang digunakan dalam penulisan naskah berita. Menurut saya, hal ini cukup membantu kita sebagai pembaca agar memahami materi yang disampaikan dalam buku ini. Bab ini lebih banyak menjelaskan tentang teknis, seperti bagaimana mengambil gambar yang bagus.
Dalam Bab V, buku membahas tentang proses penyiaran berita di televisi. Buku ini menjelaskan tentang apa itu buletin berita dan bagaimana cara menyusun urutan prioritas dalam penyampaian berita. Lalu dibahas juga mengenai lima format dalam proses penyajian berita dan berbagai hal seputar penyiaran berita. Dijelaskan juga tentang bentuk penyajian berita yang menyertakan penjelasan tentang dubbing dan tune berita. Pada bagian akhir bab ini dijelaskan mengenai tanggung jawab mengenai penyiaran berita dan keterlibatan crew dalam proses penyiaran berita. Dalam bab ini juga dijelaskan mengenai beberapa format penulisan atau penyajian berita untuk televisi, dan beberapa contoh yang membuat pembaca mudah mengerti
Dalam Bab VI, buku ini membahas tentang standar prosedur pengoperasian, kita akan diberi semacam kiat-kiat dalam melaksanakan siaran berita baik itu siaran tunda maupun siaran langsung dari mulai tahap persiapan hingga pasca-produksi. Secara keseluruhan bab ini sudah masuk kedalam proses produksi berita. Pada proses ini tidak berbeda dengan proses produksi pada dalam proses jurnalistik radio.
Dalam Bab VII, buku ini menjelaskan tentang struktur organisasi kerja bagian pemberitaan. terdapat 13 bagian kerja pada dunia, mulai dari direktur pemberitaan sampai dengan koresponden spesialis. Dalam bab ini, dijelaskan mengenai tugas yang harus diemban oleh setiap jabatan dalam organisasi pemberitaan serta hal-hal lain yang berkaitan dengan program kerja masing-masing jabatan tersebut. Bab ini dirasakan juga cukup bermanfaat bagi siapa saja yang masih belajar tentang dunia jurnalistik pertelevisian. Hal ini menandakan bahwa pembagian kerja pada dunia pemberitaan dalam dunia jurnalistik televisi tidak sesederhana seperti yang ada pada dunia jurnalistik radio.
Secara keseluruhan isi buku Jurnalistik Televisi, Menjadi Reporter Profesional karya Deddy Iskandar Muda ini sangat menarik dan cukup mudah untuk dimengerti sehingga baik bagi para calon wartawan televisi.