• All
  • Category 1
  • Category 2
gravatar

Apresiasi Buku “JURNALISTIK TELEVISI: Menjadi Reporter Profesional” karya Deddy Iskandar Muda

T11/OJ/2010


Muhammad Khadafi
210110090278              
                                                                                                                                             
Buku Jurnalistik Televisi, Menjadi Reporter Profesional karya Deddy Iskandar Muda adalah buku yang berisikan wawasan dan juga saran untuk mengetahui seluk beluk dunia jurnalistik televisi. Buku ini cukup berguna untuk membantu kita memahami garis besar apa itu jurnalistik televisi. Namun, satu kekurangan yang saya lihat mungkin bisa dibilang cukup fatal. Buku ini pertama kali terbit tahun 2003, lalu dicetak ulang pada tahun 2005. Jadi, menurut saya buku ini untuk kembali dipakai pada tahun 2010 ini mungkin sudah kurang memadai. Mengingat perkembangan dunia jurnalistik televisi yang cukup signifikan pada tiap tahunnya.

Pada Bab 1 kita akan diajak mengenal tentang sejarah jurnalistik televisi. Mulai dari asal mula kegiatan jurnalistik: penemuan mesin cetak, penemuan radio, dan sampai akhirnya penemuan teknologi televisi oleh Paul Nipkow.yang membuat bab ini cukup menarik juga adalah terdapat beberapa gambar yang akan sedikit memanjakan mata para pembaca. Pada bab ini juga menjelaskan laporan apa yang pantas disebut berita dengan melihat nilai-nilai berita pada laporan tersebut.

Pengertian Berita pada Bab 2 disajikan dua pengertian menurut ahli. Ini sangat baik dengan menyertakan lebih dari satu pengertian dari para ahli sebagai bahan perbandingan untuk memperkaya pembaca tentang pengertian berita. Namun, mungkin bila penulis menambahkan beberapa pengertian lagi dari para ahli ini akan lebih baik. Penjelasan cukup singkat dan dilengkapi dengan contoh membuat pembaca dapat mengerti lebih baik lagi.

Pernyataan pada Bab 2 tentang perbedaan berita pada media elektronik dan cetak terletak pada durasinya, menurut saya tidak tepat. Sebab, bagaimana mungkin kita dapat menghitung durasi pada media cetak? Lebih baik jika penulis membandingkan dari segi bahasa, seperti yang telah disampaikan oleh Pak Dandi pada perkuliahan bahasa jurnalistik, bahwa perbedaan yang sangat jelas pada media elektronik dan cetak adalah yang satu menggunakan bahasa tutur dan satu lagi menggunakan bahasa tulis.

Bab 3 membahas tentang menulis naskah berita televisi. Dalam bab ini pembaca dimudahkan dengan materi yang begitu lengkap, mulai dari formula penulisan, sampai bagaimana cara mendapatkan sumber berita. Struktur berita pada media televisi pun sama dengan struktur berita yang disuguhkan biasa oleh media cetak yaitu menggunakan segitiga terbalik. Menurut saya bab ini perlu dipelajari lebih dalam lagi agar dapat menulis berita televisi dengan baik.

Bab 4 membahas tentang meliput berita hingga siap siar. Penulis memberi beberapa gambar yang memudahkan para pembaca mengerti maksud penulis. Penulis juga menjabarkan tentang istilah-istilah yang terdapat dalam penulisan naskah berita televisi. Setelah membaca bab 3 pembaca akan dihadapkan pada bab 4 untuk meliput berita hingga siap untuk disajikan kepada penonton. Namun, saya lihat bab ini lebih banyak menjelaskan tentang teknis, seperti bagaimana mengambil gambar yang bagus.

Bab 5 buku ini membahas tentang proses penyiaran berita di televisi. Bab ini membahas mengenai lima format dalam proses penyajian berita dan berbagai hal yang berkaitan dengan  seputar penyiaran berita. Dijelaskan juga tentang bentuk penyajian berita yang menyertakan penjelasan tentang dubbing dan tune berita. Pada bagian akhir bab ini dijelaskan mengenai tanggung jawab mengenai penyiaran berita dan keterlibatan crew dalam proses penyiaran berita. Bab ini menambah wawasan dengan memberikan contoh penulisan alur suatu berita yang ditayangkan di televisi. Tabel yang diberikan mudah dimengerti dan tidak mengesankan sesuatu yang sulit untuk dipikirkan. Pada halaman 151, ada membahas teleprompter. Mungkin bagi pembaca yang merupakan orang awam, istilah ini akan sulit untuk dimengerti. Sebaiknya penulis menjelaskan terlebih dahulu apa itu teleprompter sebelum membahas lebih jauh lagi tentang itu.

Bab 6, judulnya adalah Standar Prosedur Pengoprasian. Di sini dibahas mengenai reporter. Namun, pembahasan reporter disini berbeda dengan pembahasan mengenai reporter pada bab sebelumnya. Disini dijelaskan secara lebih mendetail, karena kalau pada televisi reporter juga dapat berfungsi sebagai produser. Kita juga akan dijelaskan tentang hal-hal yang harus dilakukan oleh penyiar berita dari mulai persiapan hingga saat di studio. Kiat-kiat yang disampaikan dalam bab ini sangat membantu pembaca  yang sedang belajar membuat siaran berita ataupun yang menjadi penyiar berita.

Pada bab 7 buku ini menjelaskan tentang struktur organisasi kerja pada bagian pemberitaan. Dengan membaca bab ini pembaca jadi mengetahui apa saja tugas dari setiap bagian-bagian tersebut.

Melalui buku Jurnalistik Televisi, Menjadi Reporter Profesional karya Deddy Iskandar Muda ini seorang reporter atau wartawan televisi yang melakukan kegiatan jurnalistik dapat memperoleh ilmu bagaimana menjadi seorang jurnalis televisi yang baik. Selain itu dengan mempelajari buku lainnya tentang jurnalistik dan bagaimana menjadi jurnalis yang baik meskipun dari media yang berbeda, dapat dijadikan acuan juga untuk menjadi seorang jurnalis yang lebih baik lagi.

Buku ini sangat membantu seorang wartawan yang bekerja di bidang televisi. dengan penjelasan yang mudah dipahami dan contoh-contoh yang diberikan mampu membuat pembacanya tidak merasa bosan membaca buku ini. Dan buku ini mampu memberikan pengetahuan lebih kepada seorang wartawan televisi pemula, maupun bagi wartawan yang ingin menggeluti bidang jurnalistik televisi.