• All
  • Category 1
  • Category 2
gravatar

Apresiasi Buku “Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional” Karya Deddy Iskandar Muda

T11/OJ/2010
Hafiz Sezario Indra
210110090062
Buku jurnalistik televisi karya Deddy Iskandar Muda ini menyajikan tentang bagimana perkembangan jurnalistik televisi di Indonesia. Pada bab 1 dijelaskan tentang sejarah perkembangan penyebaran informasi yang tidak hanya membahas tentang televisi daja melainkan juga membahas tentang perkembangan informasi melalui media lain seperti media cetak surat kabar, dan media elektronik radio. Penjelasan ini memberikan gambaran kepada pembaca bagaimana perkembangan pentebaran informasi yang terjadi sebelum hadirnya media berupa televisi.
Selain itu pada bab ini juga dijelaskan berbagai macam produk teknologi pertelevisian yang digunakan orang sebagai media untuk menyebarkan dan menyampaikan pesan atau hiburan yang terdiri dari sepuluh poin. Namun sayangnya penulis kurang menjelaskan secara detail kesepuluh poin tersebut, sehingga pembaca hanya mendapat gambaran secara umumnya saja. dan tidak diberikan contoh teknologi-teknologi tersebut. Hanya beberapa poin saja yang dijelaskan dengan memberikan contoh.
Pada bab 2 dijelaskan tentang pengertian berita yang dijelaskan berdasarkan pendapat ahli seperti Dean M. Lyle Spencer yang mendefinisikan berita sebagai setiap fakta yang akurat atau suatu ide yang dapat menarik perhatian bagi sejumlah besar pembaca. Pendapat-pendapat ahli ini dapat “menguatkan” pembacanya dalam memahami tentang pengertian berita. Dalam bab ini juga dijelaskan tentang perbedaan berita pada media cetak dan media elektronik.
Selain itu pada bab ini juga dijelaskan tentang jenis berita yang memiliki tiga jenis yaitu Hard News, Soft News, dan Investigative Reports. Buku ini menjelaskan secara detail tentang ketiga jenis berita ini, mulai dari bagaimana reporter memperoleh beritanya hingga apa kelebihan dari setiap jenis berita-berita tersebut. jenis berita dalam media televise tidak jauh berbeda dengan jenis berita di media radio yang ada di dalam buku Jurnalitik Radio karya Masduki, yang juga menjelaskan tiga jenis berita radio yaitu Hard News, Soft News, dan Indept News. Jenis berita di televisi dengan jenis berita di radio sebenarnya bisa di bilang sama, hanya pada poin ketiga saja yang sebenarnya sama, namun hanya namanya saja yang berbeda dan hanya memiliki perbedaan yang sangat kecil.
Dalam bab ketiga dijelaskan tentang Easy Listening Formula dan rumusan 5W + 1H yang juga harus digunakan pada media elektronik. Namun, menurut Masduki dalam buku Jurnalistik Radio menjelaskan bahwa untuk mendapatkan lead  yang baik, selain hanya berisi inti berita, juga harus ringkas dengan hanya memuat satu atau du aide saja, tidak perlu harus lengkap unsure 5W + 1H - nya. Jadi menurut Masduki dalam bukunya, rumusan 5W + 1H tidak mutlak diperlukan dalam membuat lead yang baik dalam media berupa radio, padahal radio termasuk media elektronik yang sebenarnya menurut buku karya Deddy Iskandar Muda ini harus menggunakan rumus 5W + 1H.
Pada bab 3 juga dijelaskan mengenai jenis – jenis wawancara yang dalam media televise di antaranya Live interview, Interview by appointment, Press conference, On the spot Interview, telephone interview, vox pops dan seterusnya. Dalam buku Seni Wawancara Radio karya Jim Beaman juga dijelaskan jenis –jenis wawancara di radio yanhg kurang lebih sama.
Pada bab 4 dijelaskan tahap – tahap persiapan meliput berita hingga berita tersebut siap untuk disiarkan. Dijelaskan untuk penulisan lead di televisi setidaknya membutuhkan atau terdapat tiga jenis yaitu  The Name Lead, The Quotation Lead dan Lead 5W + 1H. penulisan Lead di televisi berbeda dengan lead di radio. Lead di radio menurut Masduki dalam bukunya Jurnalistik Radio menjelaskan tentang lead di radio yang terbagi atas 5 lead yaitu: tease lead, umbrella lead, narrative lead, sound lead, dan question lead. Sedangkan di televisi hanya ada tiga, seperti yang telah disebutkan di atas.
Pada bab 5 dijelaskan tentang bagaimana format dan proses penyiaran. Penulis dalam bab ini menjelaskan dengan cukup lengkap dan dapat membuat pembacanya mudah memahami dan mengerti apa yang di paparkan oleh penulis.
Bab 6 menjelaskan secara rinci bagaimana prosedur pengoperasian dalam menjalankan siaran. Seperti pada meliput berita siaran tunda, penulis mampu memberikan tahap-tahap yang jelas mulai dari persiapan, saat di lokasi peristiwa, maupun pasca-produksi di paparkan dengan sangat jelas dalam bab ini. Begitu pula saat siaran langsung.
Pada bab 7 buku ini menjelaskan tentang struktur organisasi kerja pada bagian pemberitaan. Dengan membaca bab ini pembaca jadi mengetahui apa saja tugas dari setiap bagian-bagian tersebut, mulai dari direktur pemberitaan, wakil direktur pemberitaan, penulis berita, pembantu redaksi, penyiar, reporter, reporter cuaca, reporter olah raga, editor, deputy editor, chief assistant editor, sampau pada chief engineer.  
Buku ini sangat membantu seorang wartawan yang bekerja di bidang televisi. dengan penjelasan yang mudah dipahami dan contoh-contoh yang diberikan mampu membuat pembacanya tidak merasa bosan membaca buku ini. Dan buku ini mampu memberikan pengetahuan lebih kepada seorang wartawan televisi pemula, maupun bagi wartawan yang ingin menggeluti bidang jurnalistik televisi.