• All
  • Category 1
  • Category 2
gravatar

Apresiasi Buku “Jurnalistik Televisi” Karya Deddy Iskandar Muda

T12/OJ/2010
Marchiana Aulya Haqiqah
210110090187 

Buku ini berisi tentang Jurnalistik Televisi yang lebih menekankan Menjadi Seorang Reporter  Profesional. Pada  halaman pertama terdapat tulisan di atas tepat di tengah-tengah (center) Deddy Iskandar Muda seharusnya tulisan ini akan lebih baik terletak pada samping kiri bawah dan penataletakan nama tidak sesuai dengan sampul dalam arti tidak seragam. Pada sampul buku nama penulis ditulis di pojok kiri atas. Sementara pada halaman pertama nama penulis diletakan di tengah atau center.
Judul buku dengan isi atau materi yang dijelaskan pada halaman berikutnya atau per Bab kurang lebih sesuai dengan judul, karena buku ini berjudul Jurnalistik Televisi – Menjadi Reporter yang Profesional, jadi banyak sekali istilah yang terkandung dalam buku ini yang berkaitan dengan judul buku terutama dengan istilah reporter, bagaimana seorang reporter bekerja seharusnya.
Pada pengantar, penulis mencoba menggunakan bahasa yang lumrah namun juga berkesan. Pesan yang disampaikan oleh penulis sebagai tanda sapaan pada para pembacanya cukup mewakili buku yang akan dibaca ini.  Penulis menjelaskan tentang  perekembangan pertelivisian di Indonesia saat ini.
Pada paragraf kedua kalimat kedua, penulis menggunakan istilah “mengakses”. Bisa saja istilah ini digunakan tapi mengingat dulu kultur bahasa yang masih asing dengan istilah ini dalam arti kata serapan dari bahasa asing, maka akan lebih baik jika penulis menggunakan kalimat “konsumsi”.
Paragraf berikutnya terdapat kesalahan penulisan pada kalimat satu, di mana penulis  menuliskan “memenej”, padalah lebih baik penulis menuliskan langsung istilah aslinya tanpa harus memiringkan tulisan. Jadi, bisa saja penulis menulisnya “me-manage”. Kemudian di kalimat berikutnya terdapat tulisan yang salah cetak juga “andal” dan “mumpuni”. Sebenarnya saya sedikit ragu dengan penulisan ini tapi jika dilihat dari kamus, istilah ini tidak ditemukan dan tentunya tidak memiliki arti yang signifikan. Seharusnya kata “andal” ditulis “handal”. “mumpuni” dapat ditulis dengan kata “mampu”. Dan jika sudah diganti seperti ini membacanya pun lebih nyaman dan kalimat terasa lebih padu untuk dibaca.
Pada paragraf empat terdapat kata pada suatu kalimat yang salah pencetakan “...untuk untuk siaran berita...” mungkn di sini penulis lengah tapi tidak sepantasnya tertulis begini karena mengingat ini baru permulaan penulisan (masih dalam konteks pengantar).
Pada paragraf berikutnya terdapat tulisan yang tidak sesuai dengan judul, di pengantar tertulis “Reporter Televisi Profesional”, sebenarnya tidak ada yang salah jika penulis memang mau menuliskan seperti ini tapi kalimat sebelum dan sesudah kata Reporter Televisi Profesioanal  penulis menuliskan “Buku Reporter Televisi Profesional ini berharap...” padah jika dilihat dari judul sudah jelas tertulis “...Menjadi Reporter Profesional”. Seharusnya penulis lebih jeli dalam menggunakan kata dan setidaknya memilih sekiranya mana tulisan yang lebih mewakili buku ini (cocok).
Pada daftar isi penulis menuliskan sesuai dengan urut bahasan yang dijelaskan di halaman-halaman berikutnya. Pada bab pertama penulis menjelaskan mengenai awal mulanya pertelivisian di berbagai belahan dunia. Sayangnya di awal kalimat penulis tidak membuatnya menjorok kedepan untuk sekiranya beberapa sentimeter. Kerena dengan begitu kalimat pertama akan terlihat seperti paragraf dan ini akan terlihat bagus. Kemudian pada kalimat kedua terdapat tulisan yang sebaiknya di singkat saja seperti pada kata “...Sebelum Masehi” padahal ini bisa ditulis SM dan ini sudah menjadi singkatan yang cukup dikenal masyarakat artinya mereka sudak tahu jika tertulis SM itu berarti Sebelum Masehi apalagi jika sebelumnya disertai angka yang menunjukan tahun. “eksemplaar” seharusnya ditulis “eksemplar”.
Pada paragraf ketiga terdapat tulisan yang seharusnya tidak ditulis demikian “...,tengah hari,...” seharusnya penulis cukup menuliskan “siang hari” karena logikanya hari tidak memiliki tengah. Pada paragraf enam terdapat kalimat yang rancu untuk di dengar “Peletak dasar...”, tidak enak untuk di baca. Kemudian di kalimat terakhir paragraf ini terdapat kata serapan yang ditulis tegak  “electrische”. Pada paragraf berikutnya tedapat tulisan yang terdengar “nereleng” artinya tidak memiliki tanda baca, ini terbaca di kalimat pertama “...negara lainnya terlebih...”seharusnya setelahkata lainnya terdapat tanda baca koma (,) sehingga kami sebagai pembaca dapat mengatur nafas saat membacanya. Pada paragraf duabelas terdapat tulisan yang memiliki makna yang sama “adalah merupakan...” seharusnya gunakan salah satu kata saja, karena jika tertulis seperti ini arti masih sama. 
Pada halaman enam terdapat suatu kalimat yang terdiri dari berbagai macam jeda artinya beda-beda segmen  yang seharusnya di poinkan, sehingga untuk di bacapun enak. Terdapat juga subjudul yang tidak memakai tanda kalau dalam istilah komputer disebut Bullets and Numbering, sehingga dapat menjadi tanda.
Sama halnya dengan Bab pertama maupun pengantar, di awal kalimat penulis tetap menuliskan kalimatnya tanpa menjorok kedalam untuk beberapa sentimeter, seharusnya kebiasaan seperti ini tidak terulang lagi tapi entah apa maksud dari penulis yang jelas ini terus berulang hingga Bab-bab berikutnya. Pada Bab ini juga penulis menuliskan subjudul tanpa Bullets and Numbering, seringkali pembaca terkecoh dengan format tulisan yang seperti ini, karena pembaca terkadang dibuatnya bingung untuk memilah mana yang termasuk pada pembahasan dan subjudul.
Pada paragraf ini juga terdapat tanda baca yang kurang relevan, misalnya saja jika penulis menggunakan tanda petik pada kalimat serapan maka kata tersebut tidak usah ditulis miring, karena dengan begitu akan boros. Pada Bab ini juga penulis melengkapi materinya dengan tabel. Dalam hal ini materi yang tersaji di pembahasan Bab ini tersaji lumayan cukup lengkap.
Pada pembahasan Bab berikutnya, penulis menjelaskan tentang Menulis Naskah Berita Televisi. Pada paragraf  ketiga pada kalimat terakhir penulis tidak mencantumkan tanda baca titik (.).  kemudian pada paragraf berikutnya di kalimat pertama penulis menuliskan “Maksudnya bahwa...” jika penulis menuliskannya seperti ini maka  penulis seharusnya mencantumkan tanda baca koma setelah kata “Maksudnya..” seharusnya ditulis “Maksudnya,...”atau lebih baik lagi tidak usah di tulis demikian karena kata “Maksudnya dengan bahwa” itu tidak padu, atau terbaca aneh. Selebihnya materi yang tersampaikan dalam bab ini kurang lebih cukup lengkap karena penulis menyertakan struktur berita yang digambarkan dengan segitiga utuh, persegi dan segitiga terbalik.
Sama halnya seperti pada pembahasan sebelumnya, pada Bab ini juga tidak dicantumkan Bullets and Numbering,  dan pada Bab ini lebih parah lagi, karena subjudul tertulis miring dan lebih kecil dan juga tidak Bold.  Selebihnya dari itu penulis menggunakan Bullets and Numbering.
Judul yang tertulis di Bab empat terbaca rancu “Meliput Berita Hingga Siap Siar”, kata Siap Siar itu tidak baku. Pada Bab ini penulis sudah mulai menggunakan Bullets and Numbering, sehingga untuk membaca tulisan ini lebih terstruktur, padu dan mengalur. Dan juga penulis mencantumkan grafik sehingga data atau materi lebih jelas tersaji.
Pada Bab lima penulis menjelaskan tentang “Bulletin, Format dan Proses Penyiaran” pada Bab ini penulis mulai menyertakan gambar. Namun pada pembahasan bagia Format Penyajian, penulis menuliskan beberapa point, di mana didalamnya  terdapat point-point dengan huruf kapital dan lagi uraian dari kaliamat setelahnya tulisan itu menjadi kecil. Di sini juga penulis mencantumkan tabel dan sayangnya tabel terlihat tidak rapi artinya penulis hanya mencantumkan garis-garis hanya sebagai pembatas. Dan juga pada penjelasan terakhir penulis menyertakan bagan.
Pada Bab enam penulis membahas tentang “Standar Prosedur Pengoperasian”. Pada pembahasan ini cukup baik. Pada kalimat kelima penulis menuliskan kata “pertama”, sementara itu di kalimat-kalimat berikutnya penulis tidak menuliskan kata “kedua” padahal logikanya setelah pertama pastinya ada kedua, tapi di sini tidak ada, malah digantikan dengan kata “kemudian, lalu, ...”.
Pada Bab tujuh penulis terlalu singkat untuk mencantumkan kata pengantar kalimat.
Kesimpulannya buku ini tersaji lengkap, penulis juga menyertakan Glosarium dan juga beberapa lampiran yang dirasa dapat menjadi nilai lebih bagi para pembaca. Seperti pada umumnya buku ini juga disertai daftar pustaka dan riwayat penulis. Hanya saja terkadang penulis lupa akan Bullets and Numering . (***)