• All
  • Category 1
  • Category 2
gravatar

Apresiasi Buku “Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional” Karangan Deddy Iskandar Muda

T11/OJ/2010

Mahesa Bismo SSS
21011009
0095 

                Pada Bab I buku ini menjelaskan tentang sejarah dari televisi itu sendiri. Jika dibandingkan dengan radio maupun surat kabar, media televisi memang baru-baru saja menjadi sebuah primadona baru dari media yang digunakan untuk menyebarkan berita. Mulai berkembang sejak tahun 1884 dari Jerman. banyak yang mengira, ketika televisi masuk ke dalam peradaban, radio dan surat kabar akan mati begitu saja. Namun sebenarnya media surat kabar, radio, dan televisi saling melengkapi, karena tiga media ini memiliki kekurangan dan kelbihannya masing-masing. Dalam bab ini menyebutkan kalau fungsi utama pers dan media ada enam, yaitu menyampaikan fakta, menyajikan opini dan analisis, melakukan investigasi, hiburan, kontrol, dan analisis kebijakan. Sementara dalam buku Jurnalistik Indonesia, fungsi utama pers ada lima, informasi, edukasi, koreksi, rekreasi, mediasi. Pada bab ini juga membahas tentang istilah reporter yang biasanya digunakan dalam radio dan televisi, sedangkan media cetak memakai istilah wartawan.
                Bab II yang berjudul Pengertian Berita ini dari segi judul menurut saya sudah dapat memberikan gambaran kepada pembaca tentang apa yang dibahas dalam bab ini. Bab II ini menggunakan bahasa yang jelas sehingg tidak rumit untuk dibaca. Bab ini juga menggunakan sub-subjudul yang menurut saya akan memudahkan pembaca untuk fokus akan apa yang dibaca sesuai dengan subjudul mana yang sedang dibaca. Penjelasan mengenai nilai berita ini juga terdapat dalam buku Jurnalistik Teori dan Praktik karya Muhammad Budyatna yang memberi penjelasan juga, tetapi tidak begitu lengkap karena hanya menuliskan beberapa unsur saja. Penjelasan bab ini mengenai jenis berita menurut saya bagus karena dapat menjadi pengetahuan bagi pembaca akan jenis-jenis berita sehingga pembaca mengetahui ketika sedang menonton siaran berita. Penggunaan EYD dalam bacaan ini belum sempurna secara keseluruhan.
                Dalam Bab III, buku ini membahas mengenai bagaimana menulis naskah beritatelevisi yang baik dan benar. Penjelasan mengenai penulisan berita, memiliki beberapaformula yang di antaranya accuracy, brevity, clarity, simplicity, dan sincerity.Pembahasan dilanjutkan dengan analogi piramida terbalik dalam penulisan struktur berita. Menurut saya penempatan berita yang dianggap paling penting diletakkan di bagian paling awal karena sesuai dengan yang disampaikan dalam Jurnalistik Indonesia yaitu, piramida terbalik berarti pesan berita disusun secara deduktif atau berawal dari berita yang paling penting.
                Bab IV membahas tentang meliput berita hingga siap siar. Dalam bab ini juga dijelaskan tentang format berita. Penulis memaparkan dengan bantuan gambar yang memudahkan para pembaca mengerti maksud si penulis. Penulis juga menjabarkan tentang istilah-istilah yang terdapat dalam penulisan naskah berita televisi. Walaupun di bagian akhir buku terdapat glosarium, tapi daftar istilah ini menurut saya juga penting untuk memudahkan pembaca dalam memahami bab IV ini.
                Pada Bab V, buku ini membahas Buletin, Format dan Proses Penyiaran. Dalam Bab ini dibahas bagaimana sebuah stasiun televisi menyajikan atau menyiarkan berita yang sudah didapatkan oleh para reporter stasiun televisi tersebut. Sama seperti dalam Bab IV, dalam Bab ini juga diberikan contoh-contoh yang memudahkan para pembaca untuk mengerti dan memahami isi dari Bab ini dengan baik. Bab ini sangat membantu pembaca untuk berlatih dengan baik untuk membuat sebuah siaran berita televisi dengan baik.
                Dalam Bab VI, Standar Prosedur Pengoperasian, kita akan diberi semacam kiat-kiat dalam melaksanakan siaran berita baik itu siaran tunda maupun siaran langsung dari mulai tahap persiapan hingga pasca-produksi. Kita juga akan dijelaskan tentang hal-hal yang harus dilakukan oleh penyiar berita dari mulai persiapan hingga saat di studio. Kiat-kiat yang disampaikan dalam bab ini sangat membantu pembaca  yang sedang belajar membuat siaran berita ataupun yang menjadi penyiar berita.
                Bab VII menjelaskan tentang Struktur Organisasi Kerja Bagian Pemberitaan. Terdapat 13 bagian kerja pada dunia Televisi bagian pemberitaan. Pertama Direktur Pemberitaan, lalu Wakil Direktur Pemberitaan, Penulis Berita, Pembantu Redaksi, Penyiar, Reporter,Weather Reporter, Sportcaster, Editor, Deputy Editor, Chief Assistant Editor, Chief Engineer, dan Berita Dalam Negeri. Pembagian kerja pada dunia pemberitaan Televisi tidak se-simple pada dunia Radio.
                Dari kesulurahan buku ini terdapat beberapa poin-poin penting dimana kita dapat melihat dengan sangat jelas, apa perbedaan dari jurnalistik cetak, radio, dan televisi itu sendiri. Bagi para wartawan pemula yang ingin menjadikan buku ini pedoman untuk mengerti segala seluk-beluk mengenai jurnalistik telelevisi dirasa sangat tepat. Pengemasan buku ini pun dirasa sudah cukup bagus karena tidak banyak terjadi kesalahan EYD yang berarti di dalamnya. Mudah dipahami dan dipraktekkan adalah kunci mengapa buku ini wajib dikuasai oleh para jurnalis televisi baik pemula maupun senior.