• All
  • Category 1
  • Category 2
gravatar

Apresiasi "Metro Hari Ini dan Kabar Petang"


T12/OJ/2010
SUCI AMELIA HARLEN
210110090030

Metro TV, 15 November 2010, pukul 18.02
Metro Hari Ini

Metro menampilkan tiga berita pada Senin ini yakni kasus Gayus, letusan gunung, dan naik haji. Metro berhasil mengaitkan berita ini satu sama lain. Porsi Gayus dibuat agak lebih besar dari yang lainnya. Metro mengupas habis Gayus. Hal ini menurut saya mirip dengan jurnalisme investigasi.
Penyajian berita disini sangat baik, apalagi ketika menampilkan komentar-komentar. Komentar ini terlontar dari dua sisi, dari masyarakat awam dan opini dari tokoh-tokoh terkemuka. Berita memanglah harus seimbang dan Metro TV telah melakukannya dengan baik.
Konten berita yang dimuat sangat menarik. Metro TV  hanya menampilkan tiga berita. Namun, berita yang ditampilkan memanglah isu-isu yang terbaru. Meskipun hanya menampilkan tiga buah berita, isi berita sendiri padat. Metro mampu mengemas berita dengan menarik.
Sayangnya, Metro TV terlihat miskin dalam pengambilan gambar. Gambar yang ditampilkan kebanyakan diulang-ulang. Dan kelebihannya, Metro TV mampu membuat gambar-gambar ilustrasi dan karikatur yang menarik.
Penyiar berita menurut Jurnalistik Televisi karya Deddy Iskandar Muda (hal. 162) adalah mereka yang membawakan siaran berita. Penyiar berita pada Metro TV  hanya satu orang perempuan. Namun, ia dapat dengan lantang membacakan beritanya. Intonasi dan vokalnya sangat jelas. Membuat pemirsa mengertia apa yang dimaksud pembaca berita. Meskipun demikian, kita dapat melihat kesalahan-kesalahan kecil yang diperbuat oleh reporter Metro TV, misalnya ada salah satu reporter yang melihat catatan kecil. Padahal laporannya live. Dapat kita simpulkan, kurangnya persiapan dari reporter-reporter yang bertugas.
Teknik pemberitaan pada Metro Hari Ini sangat terstruktur. Hal ini dapat ktia lihat dari penyampaian headline-nya yang berlanjut ke penyampaian 3 berita. Masing-masing topiknya dikelompokan.



TV ONE, 15 November 2010, pukul 18.30 WIB
Kabar Petang

Hampir sama dengan konten berita Metro TV, tapi TV One bertolak belakang dalam mengurutkan berita. Pada TV One berita yang pertama kali kita lihat adalah letusan gunung merapi. Hal ini lebih ditonjolkan dalam berita TV One, tampak TV One mengupas habis mengenai letusan gunung merapi. Masalah haji yang disajikan persis sama dengan yang disajikan Metro TV. Isi konten beritanya pun nyaris sama, membicarakan tentang haji. Persis seperti feature, gaya berkisah. Cuma pengambilan gambar ada sedikit yang berbeda. Lucunya berita terpenting Metro TV yang dikupasnya habis-habisan, dimunculkan pada urutan terakhir.
Pemberitaan tentang Pasca Letusan Gunung Merapi secara besar-besaran oleh TV One, menurut saya adalah sebuah perbaikan citra oleh TV One yang sempat tercoreng akibat pemberitaannya ketika letusan Gunung Merapi yang mengeluarkan awan panas dan akan terkena hingga daerah Yogyakarta. Padahal yang akan sampai daerah . Padahal yang akan sampai daerah Yogyakarta itu adalah abu vulkanik bukan awan panas.
Penyiar berita pada TV One ada dua orang, pria dan wanita. Memang kelihatan lebih menarik dibanding Metro TV karena jika penyiar lebih dari satu orang tentu mereka dapat berinteraksi satu sama lain. Dan akhirnya membuat berita itu lebih hidup. Namun sayangnya, kedua pembaca berita ini tidak menguasai eye contact. Hal ini sangat jelas terlihat mata penyiar yang “lari-lari”. Mereka kelihatan seperti membaca berita yang dituliskan skripnya di depan mereka, bukan seperti penyiar yang sedang berinteraksi dengan khalayaknya.
Dari judul  berita yang disampaikan TV One, TV One terlihat amat provolatif. Pada TV One diberi judul “akal bulus gayus” yang terang kelihatan provokatifnya. Sementara Metro TV lebih mengambil memberikan rasa empati pada Gayus dengan member judul “Gayus Menangis”. TV One terlihat banyak mencakup berita. Namun, tidak mendalam. Hal ini yang membedakannya dengan Metro TV yang amat mendalam dalam pemberitaannya.