• All
  • Category 1
  • Category 2
gravatar

Apresiasi Program Berita "Metro Hari Ini" dan "Kabar Petang"

T12/OJ/2010

Khara Gracia Maulina
210110090161

Berikut merupakan apresiasi dua buah program berita yang disiarkan dua saluran televisi ternama di Indonesia, “Metro Hari Ini” oleh Metro TV dan “Kabar Petang” oleh tvOne. Kedua saluran ini, Metro TV dan tvOne, dikenal seringkali ‘menyerang’ satu sama lain dalam pemberitaan masing-masing. Dalam tulisan ini,kedua program berita tersebut akan dianalisis menggunakan beberapa referensi. 

Program berita “Metro Hari Ini” yang disiarkan pukul 17.05 WIB di Metro TV adalah siaran langsung yang berupa berita-berita utama hari itu beserta laporan langsung dari biro-biro redaksi Metro TV di sejumlah wilayah Indonesia. Program ini dibawakan oleh Zelda Savitri, yang telah bekerja pada Metro TV sejak 2002. Sebagai seorang penyiar berita, Zelda dikenal dengan gayanya yang tenang dan tidak menonjolkan emosi seperti beberapa rekan penyiarnya yang lain dalam Metro TV. Hal ini menjadi kelebihan tersendiri dalam program berita tersebut.

Dinilai dari segi pemberitaan, “Metro Hari Ini” telah menyajikan berita yang cukup aktual seperti permasalahan seputar kaburnya Gayus dari rumah tahanan juga persiapan warga menjelang hari raya Idul Adha. Dalam pemberitaan kasus Gayus, ditampilkan pula opini Timur Pradopo, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, juga Patrialis Akbar, Menteri Hukum dan HAM yang amat menambah nilai berita dari segi prominence, alias tenarnya sang narasumber. Ini menjadikan berita tersebut semakin menarik di mata pemirsa. Hanya saja terdapat kekurangan dalam beritanya yang berjudul “Takbiran Idul Adha”, dimana penampilan gambar di layar TV tidak sesuai dengan ucapan sang reporter yang tengah meliput langsung persiapan menjelang Idul Adha saat itu. Ini mungkin sekali terjadi akibat kesalahan teknis, namun hal-hal seperti ini perlu diperhatikan agar selanjutnya tidak terulang kembali demi menjaga kenyamanan pemirsa.

Dari segi pengemasan berita, "Metro Hari Ini" juga mampu memberikan penyajian berita yang nyaman untuk disaksikan oleh pemirsa. Mulai dari struktur bahasa yang dilakukan, pengambilan gambar, penempatan kutipan-kutipan dari narasumber di tengah kelangsunga berita, semuanya dilakukan dengan baik sehingga hasil yang disaksikan oleh pemirsa pun baik pula.

Sementara itu, program berita "Kabar Petang" yang ditayangkan oleh tvOne pukul 17.30 WIB, yang juga merupakan siaran langsung, sempat meraih penghargaan dari MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai “Tayangan Berita yang Dibacakan Langsung Oleh 5 Presenter dari 4 Kota Yang Berbeda Dalam Satu Layar”. Seperti yang dikutip dari wikipedia.com, "Kabar Petang" menampilkan bentuk pemberitaan yang menghadirkan secara langsung berita-berita dari Biro Pusat Jakarta dan beberapa Biro Daerah (Medan, Surabaya, Makassar). Program berita ini pada edisi 15 November 2010  dibawakan oleh Shinta Puspita Sari dan Aryo Widiardi.

Seperti juga "Metro Hari Ini", berita yang disajikan "Kabar Petang" pun tergolong aktual. Sayangnya masih terdapat beberapa kesalahan penyebutan kata serta penggunaan logika bahasa yang kurang tepat. Juga beberapa kekurangan teknis yang dilakukan pembawa berita saat mewawancarai narasumber, seperti penggunaan “he’eh, he’em, ya ya” yang diwanti-wanti dalam buku Terampil Wawancara karya R. Fadli sebagai hal yang harus dihindari. Ini sepatutnya dilakukan sebagai upaya untuk menjaga kenikmatan pendengar dalam konteks talkshow radio, namun saya rasa juga relevan jika dikaitkan dalam wawancara televisi. Selain itu, pemotongan kalimat reporter yang dilakukan pembawa berita, Shinta Puspitasari yang mengesankan ketidaksabaran, juga mampu menimbulkan ketidaknyamanan pada pemirsa.

Menurut penilaian sebagai pemirsa, pemberitaan yang dilakukan kedua program berita ini telah mampu memenuhi kaidah yang berlaku dalam Kode Etik Jurnalistik Televisi. Walaupun demikian, bukanlah tidak mungkin ada hal-hal yang tersembunyi dari mata pemirsa yang dilakukan pihak televisi yang merupakan bentuk pelanggaran terhadap kode etik tersebut. Beberapa kekurangan yang dimiliki masing-masing program berita semoga dapat diperbaiki pada waktu yang akan datang dan tidak dilakukan demi persaingan, melainkan wujud pengabdian sepenuhnya kepada masyarakat Indonesia.