• All
  • Category 1
  • Category 2
gravatar

Apresiasi Buku "Jurnalistik Televisi, Menjadi Reporter Profesional" Karangan Deddy Iskandar Muda

T11/OJ/2010
Olivia Mayer
210110090003

   Buku yang berjudul Jurnalistik Televisi, Menjadi Reporter Profesional ini, menurut saya cukup menarik. Terdapat bebarapa contoh dengan foto yang membuat buku ini lumayan menyenangkan untuk dibaca. begitu pula dengan penulis yang kelihatan cukup ahli di bidangnyua.

   Bab I bercerita tentang sejarah singkat dari televisi, baik program siaran, dan juga reporter. Penulis juga melakukan perbandingan antara televisi dengan surat kabar dan radio. Ia juga membahas beberapa kemajuan teknologi pertelevisian di dunia. Pada bahasan program siaran, terdapat satu kalimat yang menunjukkan penulis menyanggah ucapannya sendiri, yaitu pada saat penulis membandingkan TV swasta dengan TVRI. Ditulis disini bahwa program siaran televisi di Indonesia pada umumya diproduksi oleh stasiun televisi yang bersangkutan. Tapi pada paragraf berikutnya dikatakan bahwa di Indonesia, kecenderungan televisi swasta sudah mulai mengarah kepada sistem di Amerika, yaitu stasiun televisi tidak memproduksi sendiri semua program siarannya. Pembahasan yang dilakukan oleh penulis kebanyakan secara singkat saja.

   Penulis menyebutkan macam program siaran di televisi, antara lain: news reporting, talk show, call-in show, documentary, magazine, rural program, advertising, education/instructional, art & culture, music, soap operas, TV movies, games show, comedy. Sayangnya, penulis hanya menyebutkan saja tanpa membahas.

   Banyak penjelasan sepele yang sebenarnya perlu kita ketahui, contohnya perbedaan antara reporter dan koresponden. Penulis juga memberikan pendapat bahwa pekerjaan seorang reporter televisi di Indonesia sedikit berbeda dengan pekerjaan serupa di Amerika. Ia menjelaskan tugas-tugas seorang reporter televisi Indonesia. Sayangnya, ia tak menyinggung sama sekali bagaimana seorang reporter di Amerika sehingga pembaca juga tak dapat membandingkannya, padahal sesuai dengan buku yang pernah saya baca, yaitu buku seni wawancara radio misalnya, penulis seharusnya memberikan paparan dari kedua belah pihak supaya jelas. pada bab ini juga terdapat istilah-istilah asing yang sudah memiliki padanan kata yang tepat dalam bahasa Indonesia. Seharusnya, kalau ada artinya dalam bahasa Indonesia, sebaiknya ditulis dalam bahasa Indonesia saja.

   Bab II berjudul pengertian berita. Didalamnya, penulis memberikan beberapa definisi berita dari para ahli untuk meyakinkan pembaca, kemudian, penulis memberikan kesimpulan definisi berita dari sudut pandangnya. Bab ini tidak hanya mengenai pengertian berita, namun mencakup memilih materi berita, jenis-jenis berita, dan berita media elektronik. Saya rasa penjelasannya sudah cukup baik dan mudah dipahami. 

   Bab III penulis memberikan cara untuk menulis naskah berita televisi. Ia menekankan easy listening formula pada media elektronik. Sayangnya, terdapat contoh-contoh kalimat yang kurang tepat dan seharusnya bisa diganti supaya lebih tepat supaya pembaca lebih mengerti apa yang disampaikan oleh penulis. materi yang diberikan cukup lengkap, mulai dari formula penulisan, sampai bagaimana cara mendapatkan sumber berita. Disebutkan jenis-jenis wawancara, antara lain hard interview, soft interview, dan news interview. Sedikit mirip, tapi berbeda dengan yang dituliskan pada buku Jurnalistik, Teori & Praktik. Dalam buku itu disebutkan wawancara terbagi menjadi, wawancara berita, wawancara kelompok, dan wawancara profil pribadi. Mungkin hal ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan bab sebelumnya.  Dalam penyampaian materi struktur berita, penulis menggunakan model untuk membantu penjelasannya. Contoh yang diberikan kebanyakan dari TVRI, sehingga kelihatannya penulis cukup mengerti dan menguasai TVRI.

   Pada bab IV, penulis memaparkan bagaimana cara meliput berita hingga siap siar. Intinya, bab ini berisi segi teknis dalam meliput berita. Ia memberikan cara bersiap meliput berita, menggambarkan peristiwa dalam berita TV, lead berita, menyunting dan menyusun berita, menulis naskah berita, format naskah, dan petunjuk. Banyak saran yang ia berikan. Untuk menggambarkan peristiwa dalam berita TV, penulis memberikan dua contoh yaitu tabrakan kereta api dan pertemuan seremonial tentang politik. Di bab ini penulis sudah cukup baik memaparkan materinya dengan memberikan banyak contoh yang dilihat dari sudut pandang kita, para pemula.

   Bab V penulis membahas tentang buletin, format, dan proses penyiaran. Banyak istilah asing, seperti: cut spot, reader u-lay, non-intro, phone, dan reader only. Istilah-istilah yang jarang terdengar, tetapi kemudian dijelaskan oleh penulis dengan jelas. Pada bab ini disebutkan, menjadi seorang penyiar televisi harus memiliki sosok yang menarik juga berbakat. Tidak seperti radio, tidak diperlukan penyiar yang memiliki daya tarik karena tidak tampak di layar kaca. Mungkin dibutuhkan untuk mengemas berita agar lebih menarik, tetapi kemudian apalagi? Ada juga kata teleprompter. Saya, sebagai orang awam, tentunya tidak mengerti hal ini. Seharusnya penulis menjelaskan terlebih dahulu apa itu teleprompter sebelum membahas terlalu dalam. Apa yang dibahas dalam bab ini telah lengkap dan penting.

   Bab VI cukup jelas dan tidak bertele-tele. Penulis menjelaskan secara rinci tahapan dalam meliput berita siaran tertunda dan siaran langsung. Selain itu, ia juga menjelaskan tentang penyiar berita.penjelasan diberikan per poin sehingga memudahkan pembaca, tetapi bahasan tentang reporter dan penyiar berita hanya merupakan pengulangan dari bab sebelumnya.

   Bab VII membahas struktur organisasi kerja bagian pemberitaan. Sayangnya, bab ini agak terlalu panjang dan membosankan bagi saya karena menurut saya pribadi tidak terlalu penting dibahas di akhir bab. Seharusnya terdapat di awal-awal.

   Kesimpulannya, buku ini cukup memberikan materi yang cukup jelas dan spesifik. Sayangnya, terdapat gangguan-gangguan kecil yang terdapat pada buku ini seperti istilah bahasa asing dan kesalahan EYD misalnya, yang cukup mengganggu saya. Selainnya, buku ini cukup runtut dalam memaparkan pembahasannya. Buku ini sangat sesuai untuk para jurnalis muda yang tertarik tentang jurnalisme di televisi.