• All
  • Category 1
  • Category 2
gravatar

Apresiasi Program Berita "Metro Hari Ini" dan "Kabar Petang"

T12/OJ/2010

Patricia Renya
210110090319

            Program berita Metro Hari Ini yang dibawakan oleh Zelda Savitri menurut saya dari segi isi konten berita, sudah aktual. Menurut buku Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional karya Deddy Iskandar Muda jenis berita yang diberitakan adalah hard news dimana berita tersebut merupakan peristiwa yang dianggap penting bagi masyarakat (berita mengenai bencana gunung Merapi).  Dalam artian, berita-berita yang disorot memang berita yang sedang hangat-hangat diperbincangkan oleh masyarakat luas. Berita yang disampaikan juga sudah dilengkapi dengan 5W + 1H. Hanya saja urutan penyampaian berita loncat-loncat, tidak disesuaikan menurut satu topik. Pertama, yang menjadi pemberitaan adalah Gayus yang mengakui berada di Bali dan menonton pertandingan tenis di sana. Lalu pemberitaan berlanjut tentang aktifitas gunung Merapi. Setelah itu, pemberitaan tentang lebaran haji di Arab Saudi. Beritapun kembali lagi kepada Gayus dan begitu seterusnya diulang-ulang. Itu justru membuat penonton bingung dan menjadi bosan menontonnya. Apalagi berita itu sudah menjadi berita dalam program headline news yang sebelumnya sudah tayang lebih dahulu. Isi kontennya semua hampir sama dengan headline news, yaitu Gayus mengakui pelesirannya ke Bali. Sedangkan pembawa berita saya rasa tidak ada masalah dalam pengejaan kata maupun pelafalannya. Tutur katanya lugas, lantang, dan tidak terbata-bata. Pandangan mata terus tertuju kepada kamera, ini juga merupakan suatu nilai plus. Sedangkan dalam teknis penyampaian berita, pada pemberitaan tentang Gayus, saya melihat ada banyak tayangan-tayangan yang muncul berulang-ulang yang menurut saya itu tidak ada hubungannya dengan inti berita yang disampaikan, yaitu adanya tayangan pertandingan tenis dengan durasi yang cukup lama. Padahal yang menjadi beritanya itu sendiri adalah Gayus, bukan pertandingan tenisnya. Ada pula tayangan berita dengan suara yang tersendat-sendat sehingga mengurangi kejelasan dari berita yang ditayangkan. Soundbite yang diperdengarkan juga banyak yang hanya sebatas dengan riuh rendah suara para wartawan dengan kameranya, tidak ada percakapan yang terjadi (dalam artian si narasumber tidak mengucapkan satu patah kata pun). Hal yang menjadi nilai plus dalam segi teknis penyampaian, menurut saya adalah saat opening memasuki berita tentang bencana gunung Merapi. Ada sekelumit kisah di sana, yaitu bagaimana mengenaskannya para korban-korban yang berjatuhan dilengkapi dengan alunan suara Iwan Fals.
            Pada program berita Kabar Petang TVOne, saya menemukan banyak isi konten berita yang sama dengan program berita Metro Hari Ini. Isi konten juga ditayangkan tidak dalam satu topik dan berulang-ulang dengan isi berita yang itu-itu saja. Hanya saja yang menjadi pembeda di sini adalah adanya wawancara langsung (live interview) si pembawa berita, yaitu Shinta Puspita Sari dan Aryo W dengan pihak-pihak yang terkait kasus pelesiran Gayus ke Bali tanpa proses editing sehingga akan dapat menambah tingkat kepercayaan penonton. Dari segi pembawa berita, saya melihat memang keduanya berpenampilan menarik. Namun saya merasa bahwa pembawa berita yang laki-laki, masih gugup di depan kamera dan dia melakukan banyak kesalahan-kesalahan kecil, seperti terkadang terlihat seperti bengong dan tidak begitu pandai berinteraksi dengan rekannya. Padahal pembawa berita yang perempuan sudah mengajak dia berbicara mengenai berita yang baru saja ditayangkan. Dalam program berita ini, soundbite yang dipakai cukup mewakili pemberitaan. Sedangkan durasi shot gambar, pertukaran gambar antara satu dengan yang lainnya tidak terlalu cepat atau tidak terlalu lama sehingga penonton bisa cukup menangkap isi berita dengan baik.