• All
  • Category 1
  • Category 2
gravatar

Apresiasi Buku "Jurnalistik Televisi : Menjadi Reporter Profesional" karya Deddy Iskandar Muda


T11/OJ/2010
Aldo Fenalosa
210110090138

Judul buku ini menegaskan pembaca bagaimana menjadi seorang reporter professional, handal dan siap terjun ke dunia kerja. Pembaca yang ingin mendalami dunia pertelevisian khususnya menjadi seorang reporter sangat terbantu oleh buku ini karena pembahasan buku ini mempedomani pendalaman pelajaran berita dari Amerika Serikat.
Penulis yang berpengalaman juga menjadi kelebihan tersendiri untuk buku ini. Dalam pembahasan bab pertama mengenai sejarah pertelevisian, penulis tidak mengerucutkan bahasannya pada sejarah perkembangan televisi di Indonesia. Penulis hanya menjelaskan tentang sejarah perkembangan televisi yang ada di dunia barat.
Seharusnya penulis mencantumkan sejarah perkembangan televisi di Indonesia karena segmentasi buku ini adalah pembaca Indonesia. Selain itu penulis juga tidak menceritakan bagaimana momen momen penting media televisi yang mewarnai Indonesia. Meskipun tidak rinci, namun penulis menjelaskan perbedaan dasar antara surat kabar, radio, dan televisi.
Penulis juga tidak menjelaskan dengan rinci tentang poin-poin Broadcast Jurnalism yang tercantum dalam bab pertama, yaitu news, news interview, feature, magazine, editorial,dan live reporting . Padahal apabila buku ini ingin dijadikan pegangan yang bermutu, maka penulis tidak boleh luput untuk menjelaskan poin-poin tersebut.
Penulis juga tidak menjelaskan perbedaan poin-poin tersebut dengan poin-poin yang ada di media massa surat kabar maupun radio. Padahal penulis mengatakan bahwa pengetahuan tentang Broadcast Jurnalism sangat perlu dipelajari untuk seseorang yang akan menggeluti profesi sebagai reporter.
Pekerjaan seorang reporter televise di Indonesia berbeda dengan reporter televise di Amerika Serikat, namun penulis hanya menjelaskan tentang pekerjaan reporter di dalam negri. Penulis tidak menjelaskan bagaimana pekerjaan seorang reporter di dunia barat. Padahal apabila penulis memaparkan tentang perbedaan pekerjaan reporter dunia barat, maka pembaca dapat membuat komparasi tersendiri bagaimana seluk beluk pekerjaan reporter di belahan dunia manapun.
Pembahasan tentang pengertian berita yang dicantumkan oleh penulis memang berkompeten karena memberikan pemaparan pengertian berita dari berbagai sumber-sumber tokoh dunia yang juga berkompeten. Penulis juga membuat pemahaman yang seragam pada setiap pembaca karena penulis menjelaskan kembali dengan kalimat sendiri tentang pengertian berita.
Dalam penjelasan nilai-nilai berita, penulis hanya memaparkan penjelasan nilai berita menurut pandangan baru yang mencakup timeliness, proximity, prominence, qonsequence, conflict, development, disaster & crimes, weather, sport, dan human interest. Namun tidak mengikutsertakan penjelasan tentang nilai-nilai berita yang berkembang pada pandangan lama. Pada buku, Jurnalistik, teori dan praktik karya Muhammad Budyatna, nilai berita pada pandangan lama berbeda dengan nilai-nilai berita pada pandangan baru. 
Nilai-nilai berita menurut pandangan lama adalah :
- tanda-tanda yang tidak lazim dan tidak biasa
- berbagai jenis keadaan dan perubahan kondisi menyangkut perang
- masalah-masalah gereja dan keterpelajaran.
Nilai nilai berita ini dikemukakan tahun 1960 oleh seorang ahli yang bernama Tobias Peucer yang menjadi wartawan sebuah media massa Jerman.
Buku ini mencantumkan dan memaparkan tentang perbedaan penulisan di media surat kabar dengan penulisan media di media televisi. Memang diperlukan penulis memaparkan bagaimana perbedaan di antara karena kenyataannya terdapat perbedaan yang sangat signifikan. Pembaca dapat memahami perbedaan ini dan tidak akan terjebak dalam penulisan berita untuk televisi.
Penulis menjelaskan tentang langkah-langkah penulisan berita mulai dari persiapan, penyuntingan dan penyusunan berita, penyusunan urutan prioritas, hingga penyiaran beritanya. Buku ini pun dijelaskan mengani tanggung jawab saat penyiaran berita namun siapa saja yang bertanggung jawab dan apa saja tanggung jawabnya harusnya dijelaskan secara rinci.
Tentang bahasa yang digunakan dalam buku ini, seharusnya penulis tidak kebanyakan memakai kata-kata asing yang dapat membingungkan pembaca. Seharusnya penulis menjelaskan menggunakan bahasa Indonesia yang seperti buku Jurnalistik Teori dan Praktik. Penggunaan contoh-contoh pada tiap pembahasan yang ditulis juga akan mempermudah pembaca untuk mengerti.
Pada bab Struktur Organisasi Kerja Bagian Pemberitaan, penulis terkesan berputar-putar dalam memberikan informasi karena judulnya yang menurut saya terlalu panjang dan tidak praktis. Pembahsan dalam bab ini juga berbelit-belit dan terlalu panjang yang membuat pembaca menjadi bosan serta kurang memahami maksud yang ingin disampaikan oleh penulis. Namun sisi positif dari bab ini adalah ketelitian penulis yang memaparkan satu per satu struktur organisasi dengan memaparkan dengan subbab-subbab.
Penulis juga mencantumkan glosarium yang memperlihatkan tekad penulis agar pembaca dapat memahami istilah-istilah yang ada dalam buku ini. Selain itu pembaca juga dapat menambah wawasan dengan adanya lampiran undang-undang tentang pers, kode etik jurnalistik, serta undang-undang tentang pers Indonesia.

Referensi
Jurnalistik, teori dan praktik karya Muhammad Budyatna