• All
  • Category 1
  • Category 2
gravatar

Apresiasi Program Berita "Metro Hari Ini" dan "Kabar Petang TVone"

T12/OJ/2010
Uswatun Khasanah
210110090192

Metro TV –> Metro Hari Ini – Headline News
            Dalam siaran Metro Hari Ini, Penyiarnya sudah baik dalam menyampaikan berita, namun ekspresi muka atau facial yang ditampilkan oleh penyiar tersebut kurang baik. Seringkali dia sedikit tersenyum ketika memberitakan berita yang serius, senyumannya bisa saja diartikan sebagai pengarahan opini publik. Contohnya ketika kasus Gayus Tambunan yang pergi ke Bali, penyiar tersebut sesekali tersenyum saat membacakan lead beritanya, hal ini dapat menggiring opini publik untuk berpikir bahwa tindakan gayus tersebut lucu atau menyenangkan, sementara belum tentu penyiar tersebut  bermaksud seperti itu.
            Bridging berita disajikan dengan menarik. Dengan kumpulan cuplikan kejadian maupun foto-foto tentang berita selanjutnya yang akan disajikan, ada juga yang disertai backsound lagu Iwan Fals – Tolong Dengar Tuhan, yang bertujuan untuk membangkitkan emosi kesedihan ketika melihat bridging tersebut, sebelum memasuki isi beritanya. Sayangnya, peletakan bridging-nya kurang baik, karena terjadi pemotongan berita ketika memasuki bridging. Akan lebih baik jika berita terlihat telah berakhir terlebih dahulu baru dimulai bridging. Sayangnya, bridging yang serupa diulang hingga sekitar tiga kali, menggunakan backsound yang menghentak. Pada awal berita sempat mengecoh karena yang ditayangkan adalah permainan tenis, beberapa pemirsa awalnya mengira bahwa itu adalah laporan berita olahraga.
            Ketika pemberitaan mengenai Gunung Merapi, wawancara terpotong dengan tidak baik, ketika narasumber belum selesai menjelaskan, wawancara dipotong dan langsung menyiarkan laporan langsung dari Klaten, Jawa Tengah, oleh Kinanti Pahlevi. Dan pada saat pemotongan wawancara tersebut, narasumber sedang menginformasikan sesuatu yang penting, yaitu mengenai penggelembungan pada badan merapi, dan terputus, meninggalkan informasi yang belum selesai dijelaskan, membuat pesan tidak tersampaikan secara utuh dan membuat pemirsa penasaran.
            Kesalahan double dubbing sempat terjadi beberapa detik di cuplikan video dalam laporan langsung dari Klaten, Jawa Tengah oleh Kinanti Pahlevi. Kejadian tersebut terjadi ketika Kinanti sedang membacakan laporan lalu cuplikan berita mengenai keadaan di sekitar puncak merapi ditayangkan, dan cuplikan tersebut mempunyai  narasi sendiri, sehingga sempat terjadi over lapping selama beberapa detik, kemudian narasi dalam video itu menhilang sebentar dan ketika Kinan telah selesai membacakan laporannya, barulah narasi tersebut mulai kembali.
            Terdapat iklan politik yang disisipkan oleh laporan Metro TV, saat melaporkan tentang keadaan di tempat korban-korban merapi diungsikan. Mereka memberitakan saat itu bantuan yang telah datang adalah bantuan dari Media Group, dengan catatan bahwa Media Group adalah perusahaan yang memiliki Metro TV. Mereka memberitakan hal tersebut tentu saja untuk membentuk citra baik Media Group di mata masyarakat.
            Ketika ada laporan langsung dari Padang Arafah, Saudi Arabia. Kualitas gambar dan audio cukup baik. Namun, terjedi sekali kesalahan pengambilan gambar, beberapa detik kamera mengarah keatas menyorot langit di belakang reporter tersebut dan bagian tubuh reporter yang tersorot hanya kepala saja, lalu sorotan kamera kembali ke tempat semula, yaitu menyorot reporter dari pinggang ke atas dengan sedikit background keadaan di Padang Arafah.
            Berita kembali ke kasus Gayus dengan bridging yang hampir sama dengan yang digunakan sebelumnya pada awal Metro Hari Ini. Ketika saya melihat berita Headline News siang di Metro TV, saya menyadari bahwa berita Gayus yang ditampilkan secara berulang-ulang sore itu, telah ditayangkan pada siang hari, dengan tayangan berita yang sama pula, yaitu berita tentang Gayus menangis di ruang sidang, lima orang melakukan aksi diam di ruang sidang dengan menggunakan topeng muka mirip dengan foto Gayus yang diambil oleh wartawan Kompas di Bali, dan beberapa berita lainnya. Bahkan dalam berita dalam Headline News yang sama, terjadi pengulangan berita sekitar dua kali. Hal ini bisa saja membuat penonton bosan dan mengganti salurannya ke saluran lain yang sedang menayangkan berita juga.
            Sempat terjadi error ketika cuplikan wawancara dengan Berlin Pandiangan, kuasa hukum kompol Iwan Siswanto, sedang ditayangkan. Error juga sempat terjadi beberapa kali ketika suara dari cuplikan tayangan berita tersendat-sendat. Saat menayangkan cuplikan wawancara, beberapa kali cuplikan tersebut diberi efek, terkadang efek terlihat berlebihan.
            Susunan beritanya kurang baik, karena meloncat-loncat. Terkesan tidak rapih ketika berita Gayus terpotong di tengah dan ditayangkan lagi setelahnya.

TV One, Kabar Petang
            Kedua penyiar seringkali menggunakan bahasa non-verbal yang tidak perlu, seperti mengangguk-anggukkan kepala, gerakan tangan, dan gumaman. Hal ini cukup mengganggu penglihatan dan konsentrasi ketika melihat laporan langsung dari tempat kejadian. Intonasi yang digunakan juga kurang menggambarkan keadaan, intonasinya datar, seharusnya lebih berirama agar dapat membentuk emosi pemirsa.
            Pada reportase langsung dari Bandar Udara di Jogjakarta oleh Riga D. tampilan pada tayangan televisi tertulis live, namun ketika ditampilkan cuplikan keadaan airport ditampilkan, tulisan live tersebut masih ada, seharusnya tulisan tersebut dihilangkan karena cuplikan tersebut diambil sebelumnya pada siang hari dan berita ini disiarkan pada petang hari. Mendadak terjadi error selama beberapa saat.
            Lalu berita berubah menjadi seputar Idul Adha. Di dalam reportase langsung dari Surabaya, Jawa Timur, oleh Valdiya B. terjadi kesalahan kata. Sebelumnya Valdiya sedang membacakan laporannya lalu masuk cuplikan tayangan keadaan sekitar, dan Valdiya berkata “seperti yang dapat dilihat di belakang saya ...,” sementara gambar yang sedang ditayangkan bukanlah dia dan tetntu saja kita tidak dapat melihat apa yang ada di belakang dia.
            Wawancara dengan Ibu Pia Nasution dari tim kuasa hukum Gayus Tambunan, terlalu lama. Hal ini cukup membosankan karena tidak ada variasi tampilan, yang mendampinginya hanya cuplikan tayangan ketika Gayus di ruang sidang.
            Secara keseluruhan, tayangan Metro TV lebih menarik karena tampilannya digarap secara lebih baik jika dibandingkan dengan TV One. Metro TV cukup serius membuat tayangan berita sore itu terlihat dari bridging yang digunakan.