• All
  • Category 1
  • Category 2
gravatar

Apresiasi Buku “JURNALISTIK TELEVISI: Menjadi Reporter Profesional” karya Deddy Iskandar Muda

T11/OJ/2010


SURYA HADIANSYAH
210110090140


Dalam buku ini penulis mencoba untuk mengenalkan Jurnalistik Televisi kepada pembacanya, dan lebih memfokuskan kepada reporter televisi. Buku ini berisikan 7 Bab dan terdapat beberapa subbagian di setiap babnya. Dalam bab 1 penulis mencoba mengangkat mengenai sejarah dan latar belakang terjadinya berita secara lengkap. Penulis tidak hanya membahas tentang televisi saja, dalam bab ini juga penulis membandingkan antara televisi dengan media massa lainnya, seperti radio, surat kabar dan media on-line. Penulis juga membahas tentang program siaran televisi di Indonesia dengan di negara lain. Namun sayang penulis tidak menjelaskan dengan detail seperti ketika penulis menjelaskan tentang acara-acara pedesaan. Dalam cara penulisan juga ia sering melakukan kesalahan dengan tidak memiringkan kata-kata asing, tidak sesuai dengan EYD dan KBBI.


     Pada bab 2 penulis mulai membahas tentang pengertian berita. Ia juga memberikan pengertian-pengertian itu menurut para tokoh internasional yang dilengkapi juga dengan menuliskan judul bukunya. Itu membuat yakin para pembaca dan dijadikan acuan oleh para pembacanya. Ia juga membahas singkat tentang cara penulisan berita. Namun sayang lagi-lagi ia lupa dengan kata yang seharusnya dicetak miring. Dalam bab ini juga ia memaparkan tentang perbedaan antara media cetak dengan elektronik yang disertai tabel. Dalam sub bab Memilih Bagian Berita, penulis mencoba menjelaskan tentang bagaimana kita memilih berita yang cocok untuk disiarkan. Hal ini menyangkut dengan nilai-nilai berita, atau news value . namun sepertinya ia terlalu asyik menjelaskan news value sehingga ia lupa menjelaskan bagian inti yang seharusnya dibahas. Selain itu, penulis juga menjelaskan tentang jenis-jenis berita, menurut saya dalam membahas ini penulis sudah cukup baik. Ia memberikan contoh di masing-maing jenis beritanya.


     Bab 3 penulis membahas tentang penulisan naskah berita di televisi. Penulis menjelaskan formula penulisan agar yang diberitakan bisa sampai tepat sasaran, ini dijelaskan dalam accuracy dalam subbab brevity ia memberikan contoh perbandingan naskahnya, ia juga memberikan contoh pada saat ia menjelaskan clarity dan simplicity. Dalam membahas tentang tanda baca, saya sedikit bingung mengapa ia menyebutkan hanya ada tiga sampai empat tanda baca yang digunakan, padahal seperti yang kita ketahui, dari KBBI dijelaskan ada lebih dari 10 tanda baca yang kita kenal, namun penulis tidak menjelaskan mengapa hanya ada empat yang dipakai dalam penulisan naskah. Selain itu saya rasa pembahasan di bab ini sudah pas.


     Di dalam bab 4 penulis menjelaskan tentang persiapan meliput berita hingga siap siar, di dalam bab ini penulis membahas kembali tentang “one man news team” yang sebelumnya sudah pernah dibahas di bab-bab awal. Ia menjelaskan dengan detail tentang pembuatan berita, menurut saya ini berguna untuk pembaca yang memang ingin bergelut dibidang itu. Di bab ini juga terdapat sub-bab yang menjelaskan tentang menulis naskah berita, menurut saya ini seharusnya dijelaskan lengkap di bab sebelumnya, namun penulis tidak melakukan itu, ia lebih memilih untuk menaruh ini di bab ini, menurut saya ini membuat ribet pembaca karena terkesan bolak-balik. Di bab ini juga dijabarkan perintah-perintah atau istilah-istilah yang sering dipakai dalam penulisan naskah berita.


     Dalam bab 5 yg membahas tentang Buletin, format, dan proses penyiaran, penulis mengawali pembahasan dengan mengan mengangkat mengenai nama program buletin yang ada, menurut saya ini agak kurang penting, namun buat saya itu tidak masalah, karena memberikan informasi juga kepada para pembacanya. Dalam menjelaskan Buletin, pengertian buletin berita sesuai dengan yang dijelaskan Masduki dalam bukunya Jurnalistik Radio. Di dalam membahas ini penulis memberikan sebuah foto penyiar TVRI sedang membacakan berita, ini menarik bagi para pembaca. Di dalam format penyajian, penulis juga memberikan contoh foto reporter TVRI sedang direkam untuk penyajian “cut”, sebenarnya ini menarik, namun foto tadi kurang menjelaskan apa yang dimaksud. Ia juga memberikan contoh format cut spot. Secara keseluruhan dalam bab ini penulis menjelaskan semua dengan detil,. Foto dan contoh format-formatnya dijelaskan lengkap. Di bagian dubbing juga ia menyantumkan bagan yang memudahkan kita mengerti maksudnya.


     Dalam bab 6 tentang standar prosedur pengoperasian, lagi-lagi terdapat subbab yang sama seperti di bab-bab sebelumnya, penulis kembali membahas Reporter, padahal ini sudah dibahas pada bab seelumnya. Dalam bab ini dijelaskan perbedaan-perbedaan persiapan ketika meliput berita saat siaran langsung, tunda, dan lain-lain.


     Bab 7, bab terakhir dalam buku ini menjelaskan tentang struktur organisasi kerja bagian pemberitaan. Penulis menjelaskan tentang jabatan dan tugas-tugasnya, lengkap dengan contohnya.Tentu saja ini berbeda dengan buu-buku lain yang jarang membahas tentang struktur organisasi, walaupun sedikit kurang penting, namun masih relevan, paling tidak kita akan jadi salah satu orang didalam organisasi itu.


     Di bagian akhir terdapat glosarium, yaitu daftar istilah-istilah lengkap dengan artinya, ini sangat berguna karena dalam dunia jurnalisme televisi banyak istilah-istilah yang kita dan orang-orang awam tidak tahu. Dengan glosarium ini kita dapat mencari arti dari istilah yang kita tidak ketahui.
Satu lagi nilai tambah dalam buku ini adalah penulis memberikan juga pedoman penulisan bagi wartawan, Kode Etik Jurnalistik, dan UU RI tentang Pers. Ini membuktikan bahwa penulis sangat peduli terhadap generasi jurnalistik selanjutnya.