• All
  • Category 1
  • Category 2
gravatar

Apresiasi Program Berita "Metro Hari Ini" dan "Kabar Petang"

T12/OJ/2010
M. Zulfikri P. Syatria
210110090143


Acara berita di Metro TV pada Senin, 15 November 2010 lebih memfokuskan pada pembahsan tentang kasus Gayus Tambunan, tersangka kasus mafia pajak yang lepas dari Rumah Tahanan Brimob Kelapa Dua yang pergi ke Bali untuk menyaksikan pertandingan tenis. Bukan hanya itu, acara Metro Hari Ini pada hari itu juga memberitakan tentang proses pencarian korban di Merapi dan tidak ketinggalan hal yang sedang masuk musimnya, yaitu ibadah haji. Metro TV memberitakan wukuf di Arafah yang menjadi puncak dari ibadah haji.
Acara Metro Hari Ini diawali dengan program Headline News. Pada awal-awal acara, pembaca berita di acara Headline News yaitu Zelda Savitri, membacakan berita dengan sangat baik. Intonasi dan pengucapannya sangat jelas, mimik muka pembawa acara tersebut juga pas. Di acara Headline News, isi berita di dominasi oleh berita Gayus yang melarikan diri dari Rumah Tahanan dan pergi ke Bali. Mimik muka pembaca berita saat membacakan berita tersebut terlihat serius, cocok dengan berita yang sedang diinformasikan. Namun Zelda Savitri sedikit gagap saat mengucapkan kata “menaati”
Saat masuk acara utama yaitu Metro Hari Ini, pembawa acara masih sama dengan acara Headline News yaitu Zelda Savitri. Pada awal acara ini, tetap membahas kasus Gayus yang lari dari tahanan. Metro TV dalam acara Metro Hari Ini banyak menggunakan kata-kata yang sama dengan kata-kata yang digunakan dalam acaara Headline News. Dalam acara ini juga terdapat kesalahan pada narator saat memberitakan soal wukuf yang menjadi puncak ibadah haji. Narator masih menggunakan kata-kata yang tidak sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), seperti saat mengucapkan kata “mengkordinasikan” yang seharusnya adalah “mengordinasikan”.
Pada berita yang membahas tentang Gayus, saat menampilkan narasumber yang diwawancara, Metro TV menggunakan efek yang menurut saya terlalu berlebihan. Akibatnya, saya pribadi merasa terganggu dan tidak fokus saat melihat siapa narasumber yang diwawancarai. Saat itu juga terjadi sedikit masalah teknis dengan suara yang seperti terputus-putus. Dalam kasus ini juga, Metro TV meminta pendapat dari para masyarakat. Menurut saya, Metro TV sudah tepat karena pendapat masyarakat yang dipilih sudah mewakili semua golongan masyarakat. Namun dalam pendapat tersebut, semua masyarakat berada dalam satu suara yaitu Gayus berada dalam posisi yang salah.
Dalam acara ini Metro TV menggunakan gamabr yang dikombinasikan dengan lagu untuk membatasi berita yang satu dengan berita yang lainnya. Metro TV menggunakan lagu yang bernuansa sedih untuk mengawali berita tentang keganasan Gunung Merapi. Dalam berita tentang Gunung Merapi ini, pembaca berita menurut saya ekspresi wajahnya kurang menunjukkan rasa simpati terhadap para korban Merapi. Dalam pemberitaan ini, terjadi sedikit kesalahan pada saat reporter sedang melaporkan langsung dari lokasi, tiba-tiba ada suara narrator yang terdengar di televisi.
Saat membacakan berita tentang haji, pembaca berita tidak menunjukkan mimik muka yang tidak setegang sebelumnya. Saat melakukan sambungan langsung ke reporter yang ada di Arab Saudi, kualitas gamabar tidak sebaik kualitas suara yang sangat jelas untuk para pemirsa yang menyaksikan acara tersebut.
Metro TV dalam acara ini mengulang berita yang sudah diputar pada sekmen pertama di segmen kedua. Kata-kata yang digunakan pun sangat sama dengan yang sudah dikatakan sebelumnya. Klip-klip yang dimasukan juga sama, dan kurang variasi. Menurut saya berita yang sudah ditampilkan urutannya sudah baik, dari yang sangat penting ke berita yang penting.
Dalam acara Kabar Petang yang dimiliki oleh TV One, pembawa acara berita yang laki-laki terlihat sedikit mengeja dalam membacakan berita. Saat reporter yang sedang memberikan laporan tentang bandara di Jogjakarta yang ditutup, pembawa acara memotongnya karena azan magrib yang akan berkumandang. Pembawa acara berita perempuan sedikit salah dalam mengucapkan azan magrib.
Saat memberikan laporan langsung tentang bandara yang ditutup, terdapat gambar yang menggambarkan suasana di bandara. Namun pada gambar tulisan live pada pojok kanan atas tidak dihilangkan. Apakah gambar tersebut diambil memang secara langsung atau terjadi kesalahan oleh pihak TV One. Sama seperti Metro TV, gambar yang ditampilkan diulang bersamaan dengan reporter yang melaporkan suasana di bandara.
Setelah memberitakan tentang bandara yang ditutup, TV One memberitakan tentang kasus Gayus. Dalam memberitakan kasus ini, TV One mewawancarai secara langsung salah satu tim dari kuasa hukum Gayus. Namun wawancara yang dilakukan sangat panjang, sebaiknya TV One membuat acara khusus yang membahas tentang Gayus agar penonton tidak bosan menyaksikan acara berita sore tersebut.