• All
  • Category 1
  • Category 2
gravatar

Apresiasi Program Berita "Metro Hari Ini" dan "Kabar Petang"

T12/OJ/2010
Muhammad Fajar Fadhillah Yasid
210110090160

Setelah melihat tayangan Metro Hari Ini dan Kabar Petang tanggal 15 November 2010,ada beberapa hal yang ingin saya komentari mengenai anchor, konten berita, dan lain lain. Karena dalam setiap tayangan justru ada hal-hal yang penting dan diapresiasi dan akan menjadi pengetahuan baru untuk kita. Bagi saya yang kulliah di jurusan Jurnalistik, mengapresiasi suatu berita penting adanya karena dari bentuk kritik dan apresiasi yang saya buat bisa menjadi pelajaran untuk kedepannya.
MetroTV mengangkat 3 berita yang sedang marak dibicarakan baik oleh media, maupun oleh masyarakat. Ketiga berita itu yakni Gayus Tambunan yang keluar tahanan dan pergi ke Bali, kondisi Gunung Merapi dan pengungsinya, serta Berita Ibadah Haji tahun 2010 ini. Berita yang paling disorot adalah berita Gayus karena memang masalah Gayus inilah yang paling aktual dan sedang banyak dibicarakan. Ketiga berita ini disampaikan secara baik, jelas dan rinci karena memang ketiga berita ini adalah masalah besar sedang dibicarakan masyarakat.
Hal pertama yang saya ingin kritik adalah, disaat tayangan pembuka berita tetntang  pengakuan Gayus, tersangka penyuapan, di tayangan itu menggunakan backsound lagu yang sedih seakan-akan tertangkapnya Gayus adalah suatu berita sedih untuk masyarakat Indonesia. Sebuah pertanyaan bagi saya mengapa Metro TV memilih backsound seperti itu, apakah karena judul berita di sana ada unsur gayus menangisnya?
Dalam bagian opini masyarakat, sempat on record saat seorang remaja mengumpat dengan bahasa yang kurang sopan, padahal acara tersebut tayang sore hari, di mana semua umur berkesempatan menyakisakannya. Namun berbeda saat tayangan pembuka berita tentang perkembangan di Merapi, backsoundnya bukan lagu yang mendayu-dayu melainkan lagu yang membangkitkan semangat, saya nilai itu bagus karena di dalam bencana kita tidak melulu harus bersedih, ada kalanya kita harus bangkit.
Saya pun sempat melihat mata anchor-nya kemana-mana, bila ini terjadi berkali kali sungguh bisa mengganggu pemirsa. Gesture wajah anchor tepat, di saat membacakan berita tentang Merapi, anchor menggunakan gesture wajah sedih yang menandakan simpati. Namun saya sempat melihat pemotongan ucapan narasumber yang kurang tepat di berita tersebut.
Saat mengambil gambar di Merapi, kameraman Metro TV sempat menyorot logo Media Group, entah maksud dan tujuannya apa namun bagi saya itu sangat tidak penting untuk diambil gambarnya. Sangat baik di saat gambar sedang diambil, anchor tidak menjelaskan apa yang ada dalam gambar, karena TV sudah bersifat audio-visual, jadi percuma bila menjelaskan.
Berpindah ke Kabar Petang yang ditayangkan oleh TVone, banyak terdapat kesalahan EYD dalam pembacaan berita di tayangan ini. Contoh pertama adalah penyebutan prase “sangat bahaya sekali” , di situ terjadi pemborosan kata, dan terjadi lagi pada prase “sejumlah monyet-monyet” dan “kawanan monyet”, tahu dari mana monyet-monyetnya berteman?
Dalam pembacaan keterangan gambar pun saat anchor wanita menjelaskan tentang A, lalu idsambut anchor pria yang menjelaskan kembali tentang hal yang sama, ini sungguh pemborosan durasi dan kata kata. Dan saya menangkap kesalahan penyebutan kata “report” oleh anchor. Dan menurut saya kurang etis bila tayangan berita menunjukkan potongan mayat kepada pemirsa televisi. Dan lagi lagi tertangkap pembacaan berita yang salah ejaan, saat anchor berkata “seluruh padang arafah”, apakah padang arafah ada banyak?
Terkadang banyak kesalahan yang hadir dalam sebuah tayangan, bloopers seperti itu tidak diperhatikan semua orang, namun alangkah baiknya meminimalisir kesalahan dalam penayangan berita. Untuk meminimalisirnya, kita harus memperhatikan hal terkecil hingga hal terbesar, seperti kesalahan kata atau salah gesture bisa dihindari dengan konsentrasi dan rileks.