• All
  • Category 1
  • Category 2
gravatar

Apresiasi Program Berita "Metro Hari Ini" dan "Kabar Petang"

T12/OJ/2010
Destyananda Helen
210110090234
Apresiasi Program Berita Metro Hari Ini dan Kabar Petang

Dalam menganalisis program berita Metro Hari Ini dan Kabar Petang, saya menggunakan buku Jurnalistik Televisi karya Deddy Iskandar Muda dan Terampil Wawancara karya R. Fadli.
Program Berita “Metro Hari Ini” merupakan salah satu program di Metro TV. Program berita yang tayang pukul 17.05 WIB ini dibawakan oleh seorang penyiar wanita bernama Zelda Savitri. Dalam buku Jurnalistik Televisi karya Deddy Iskandar Muda, dikatakan bahwa seorang penyiar tidak hanya berpenampilan menarik, cameraface, dan photogenic saja, tapi juga harus pintar dan bisa berkomunikasi dengan baik. Menurut saya, Zelda merupakan presenter yang sesuai dengan semua kriteria yang disebutkan dalam buku Jurnalistik Televisi. Secara fisik, penampilan Zelda menarik di depan kamera, kepintarannya terlihat dari ketajaman matanya, juga terlihat dari caranya membawa program tersebut. Zelda cenderung tenang dalam membawa program “Metro Hari Ini”. Dalam menyampaikan berita pun intonasi yang digunakan baik dan artikulasinya jelas.
Sayangnya, konten berita yang disampaikan menurut saya tidak tersusun dengan baik. Pada awal acara, berita yang ditampilkan adalah berita tentang bencana merapi, lalu berita gayus, lalu berita tentang merapi lagi. Seharusnya tiap berita yang memiliki tema sama dijadikan satu, sehingga penonton tidak bingung.
Penyajian gambar dalam acara ini juga sesuai dengan judul berita. Contohnya pada berita tentang pindahnya posko kopasus, gambar yang disajikan adalah gambar kopasus yang sedang membawa dan memindahkan barang.
Dalam buku Jurnalistik Televisi dikatakan bahwa soundbyte adalah cuplikan wawancara untuk sebuah program berita di televisi. Dalam acara ini juga menggunakan soundbyte. Seperti dalam berita berjudul “Hebatnya Gayus, Rusaknya Polisi” menggunakan soundbyte dengan Taufiq Kemas, Marzuki Alie, Mahfud MD, dan Busyro Muqoddas.
Di buku Jurnalistik Televisi juga ditulis bahwa sebuah program dapat menggunakan komputer grafis untuk menggambarkan sebuah peristiwa. Begitu pula dalam acara ini. Masih dalam berita tentang Gayus, untuk menggambarkan kronologis keluarnya Gayus dari penjara digunakan kartun (komputer grafis).
Kesalahan dalam program ini yaitu pada berita berjudul “Takbiran Idul Adha”. Reporter Metro TV, Valdiya Baraputri, yang melaporkan langsung keadaan menjelang Idul Adha, mengatakan “...bisa dilihat di belakang saya...”. Sedangkan cuplikan gambar yang ditunjukan tidak menampilkan situasi di belakang Valdiya, melainkan situasi di mesjid.
Program berita “Kabar Petang” di TV One tayang pukul 17.30 WIB. Acara yang disiarkan setiap hari ini dibawakan oleh sepasang penyiar berita yaitu Shinta Puspita Sari dan Aryo W. Menurut saya, kedua penyiar tersebut menarik dari segi fisik. Tapi masih terdapat beberapa kesalahan dalam penyajian berita, seperti kesalahan penyebutan kata yang mengganggu. Juga terdapat kesalahan logika bahasa. Seperti saat Shinta melakukan wawancara langsung dengan  pengacara Gayus, dia mengatakan “Apakah Gayus ada mengeluh?”. Jelas terlihat kesalahan pada bahasa yang digunakan. Kata “ada mengeluh” menunjukkan bahwa mengeluh adalah sebuah benda. Seharusnya Shinta mengatakan “Apakah ada keluhan dari Gayus?”. Shinta juga seenaknya memotong pembicaraan reporter yang sedang melaporkan berita. Menurut saya, Shinta cenderung agresif atau tidak tenang dalam menyampaikan berita. Dan saya sebagai penonton agak terganggu dengan sikapnya tersebut. Tapi bahasa yang digunakan dalam penyajian berita, menurut saya sudah sesuai dengan kaidah jurnalisme televisi yaitu bersifat sekilas atau sepintas.
 Dalam buku Terampil Wawancara karya R. Fadli dikatakan bahwa dalam mewawancarai narasumber jangan menggunakan kata “heeh, hem, ya” karena mengganggu dan tidak enak didengar oleh penonton. Tapi dalam acara ini, Shinta menggunakan kata “heeh, hem, ya” dan hal itu tidak hanya terjadi saat mendengarkan laporan reporter, tapi juga ketika mendengar jawaban dari narasumber.
Konten berita pada acara ini hampir sama dengan berita di acara Metro Hari Ini. Tapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pada berita berjudul “Dampak Merapi” ada sebuah cuplikan gambar yang terlihat direkayasa. Pada tayangan awal gambar tersebut terlihat beberapa orang yang sedang bersantai. Tapi beberapa detik kemudian, orang-orang tersebut terlihat sibuk dan mulai berdiskusi. Ada juga gambar dimana terdapat tiga orang bapak, tapi hanya satu orang yang diwawancarai dari ketiga orang tersebut. Kedua hal tersebut menurut saya sangat mengganggu dalam program berita ini.
Dari analisis saya tersebut, secara keseluruhan, saya lebih tertarik dengan program berita “Metro Hari Ini” daripada “Kabar Petang”.